Show simple item record

dc.contributor.advisorRizaldi, Taufik
dc.contributor.authorNugraha, Rifauzi
dc.date.accessioned2022-01-27T02:53:51Z
dc.date.available2022-01-27T02:53:51Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/47102
dc.description.abstractIn terms of harvesting cassava in Indonesia it’s still done manually using a ground fork or hoe to dig soil arround the plant and then pulling the cassava by hand. Of course, this manual method requires a lot of energy and a long time to pull out one cassava plant, so a tool or machine is needed to harvest cassava according to land conditions in Indonesia so that the harvesting process can be done more efficiently. The method used is a experimental starting from designing the tool, manufacturing adn assembling a tool components with the dimensions of the tool, namely 100 cm for long, 70 cm for wide and 100 cm for high, and testing the parameters of the working capasity of the tool, the percentage of cassava damage, and then anying the economic value of the tool semi machanical cassava extractor. The result showed that the working capasity of the tool was 74.994 hour/ha, the percetage damaged cassava is 0%. The basic cost the first to the next five years is IDR 217.82 /hour. The break evnt point is IDR 724.57 kg/year.en_US
dc.description.abstractDalam hal pemanenan singkong di Indonesia masih dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan alat garpu tanah atau cangkul untuk menggali tanah disekitar tanaman kemudian menarik singkong dengan tangan. Tentunya cara manual ini membutuhkan tenaga yang tidak sedikit dan waktu yang cukup lama untuk mecabut satu tanaman singkong sehingga dibutuhkan alat atau mesin untuk memanen singkong yang sesuai dengan kondisi lahan di Indonesia sehingga proses pemanenan bisa dilakukan dengan lebih efisien. Metode yang digunakan adalah eksperimental dimulai dari perancangan bentuk, pembuatan dan perangkaian komponen-komponen alat dengan dimensi alat yaitu panjang 100 cm, lebar 70 cm, dan tinggi 100 cm serta menguji parameter kapasitas kerja alat, persentase kerusakan singkong dan menganalisis nilai ekonomis alat pencabut singkong semi mekanis. Hasil penelitian menunjukan nilai kapasitas kerja alat adalah 74,994 jam/ha. Persentase kerusakan singkong adalah 0%. Biaya pokok untuk tahun pertama hingga lima tahun kedepannya adalah Rp 217,82/jam. Titik impas atau BEP untuk tahun pertama hingga lima tahun kedepannya adalah Rp 724,57 kg/tahun.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectextractoren_US
dc.subjectsemi machanicalen_US
dc.subjectcassavaen_US
dc.subjectalat pencabuten_US
dc.subjectsemi mekanisen_US
dc.subjectsingkongen_US
dc.titleRancang Bangun Alat Pencabut Singkong (Manihot esculenta Crantz) Semi Mekanisen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM150308066
dc.description.pages77 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record