Kajian Fungsi, Makna dan Perubahan Pertunjukan Tari Rabbany Wahed pada Masyarakat Samalanga di Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh
View/ Open
Date
2022Author
Dahlia
Advisor(s)
Henywaty, Yusnizar
Tarigan, Kumalo
Metadata
Show full item recordAbstract
This thesis discusses the function, meaning, and changes of the Rabbany Wahed
dance in Sangso Village, Samalanga District, Bireuen Regency. The purpose of
this thesis is to describe the function, meaning and analyze the changes that occur
in the Rabbany Wahed dance. The theory used in this thesis is Herskovits Theory
of Change (in Merriam, 1964; 303), Anthony V.Shay's theory of function and also
uses the theory proposed by Soedarsono (2002), and J. Derrida's theory of
Semiotics. The method used in this thesis is a descriptive qualitative research
method with non-test technique data collection methods from research subjects in
the field, conducted by structured and unstructured interviews, observation,
questionnaires, document recording, triangulation. The results of the research in
Rabbany Wahed dance as a dance performance, this art is used to enliven the
event, welcome guests, a means of channeling talent, learning facilities, a means
of presenting aesthetic taste, activity markers, da'wah methods, and educational
media. While its functions are the glue of social relations, entertainment media,
communication media, symbols of community presence, reflection of economic
activities, cultural survival and sustainability, and providing a value of pride. As
a dance, Rabbany Wahed is used to channel talent, hone skills, appreciate the
sense of beauty, additional income, means of communication, and manifestation
of life behavior. While its function is as entertainment, as well as social norms.
Then this dance has 10 core movement patterns, namely Saleuem, Deungon
Bismillah, Shalatullah, Allah Rabbani, Hattahiyaton, Sultan Maujudun, Din Awai
Din, Hasan Tsumma Husein, Syailellah, and Allahu which means that the point is
to keep remembering Allah, the Prophet Muhammad, and also his family, and can
be seen from the sung poetry. The changes in this dance are in the context of the
performance, the motivation and purpose of the performance, the performance,
and the presentation of the remembrance. Tesis ini membahas tentang fungsi, makna, serta perubahan tari Rabbany
Wahed di Desa Sangso, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen. Tujuan dari
tesis ini untuk mendeskripsikan fungsi, makna dan menganalisis perubahan yang
terjadi pada tari Rabbany Wahed. Teori yang digunakan pada tesis ini Teori
Perubahan Herskovits (dalam Merriam, 1964;303), teori fungsi Anthony V.Shay
dan juga menggunakan teori yang dikemukakan oeh Soedarsono (2002), dan teori
Semiotika J.Derrida. Metode yang digunakan pada tesis ini metode penelitian
deskriptif yang bersifat kualitatif dengan metode pengumpulan data secara teknik
non tes dari subjek penelitian di lapangan, dilakukan dengan wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur, observasi, kuesioner, pencatatan dokumen,
triangulasi. Hasil dari penelitian dalam tari Rabbany Wahed sebagai pertunjukan
tari, kesenian ini digunakan untuk memeriahkan acara, menyambut tamu, sarana
penyaluran bakat, sarana belajar, sarana mempresentasikan rasa estetika, penanda
kegiatan, metode dakwah, dan media pendidikan. Sedangkan fungsinya adalah
perekat hubungan sosial, media hiburan, media komunikasi, symbol kehadiran
masyarakat, refleksi kegiatan ekonomi, kebertahanan dan keberlanjutan budaya,
dan memberikan nilai kebanggaan. Sebagai tarian, Rabbany Wahed digunakan
untuk penyaluran bakat, mengasah kemampuan, penghayatan rasa keindahan,
tambahan penghasilan, sarana komunikasi, dan manifestasi perilaku kehidupan.
Sedangkan fungsinya adalah sebagai hiburan, dan juga norma-norma sosial.
Kemudian tarian ini memiliki 10 pola gerak inti yaitu Saleuem, Deungon
Bismillah, Shalatullah, Allah Rabbani, Hattahiyaton, Sultan Maujudun, Din Awai
Din, Hasan Tsumma Husein, Syailellah, dan Allahu bermakna yang intinya adalah
tetap mengingat Allah swt, Nabi Muhammad saw, dan juga keluarganya, dan
terlihat dari syair yang dilantunkan. Perubahan dalam tarian ini adalah pada
konteks pertunjukannya, motivasi dan tujuan pertunjukan, penampilan, dan
penyajian zikirnya.