| dc.contributor.advisor | Sudarwati, Lina | |
| dc.contributor.author | Efendi, Afdan | |
| dc.date.accessioned | 2018-07-25T01:55:40Z | |
| dc.date.available | 2018-07-25T01:55:40Z | |
| dc.date.issued | 2018 | |
| dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4729 | |
| dc.description.abstract | Indonesia is one of the countries that embrace the democratic system, where in the system people have full sovereignty in choosing leaders. As a country that embraces democracy, Indonesia implements the name of General Election (Election). On the other hand, Indonesia is also a country that has a majority Muslim population. Speaking of Muslims in Indonesia, certainly can not be separated from one of the largest Islamic community organizations in Indonesia, namely Muhammadiyah. Muhammadiyah in Indonesian national politics shows that Muhammadiyah has two functions namely social function and political function. As an Islamic movement, the Muhammadiyah view of political life is not separate from the life of Islam in a comprehensive sense.
In the city of Medan, Muhammadiyah mass organizations also can not be separated from the political struggle. One of the autonomous organizations in the Muhammadiyah mass organization Muhammadiyah Youth also took part in political euphoria in the elections of Medan in 2015. Youth Muhammadiyah also declared support to one of the pair of candidates namely the couple Drs.H.T. Dzulmi Eldin, S. M.Si. and Ir. Akhyar Nasution, M.Sc. Support Muhammadiyah Youth to the pair number 1 of the Eldin-Akhyar pair of course has its own background. Of course in providing that support Muhammadiyah also expect rewards by seeing what he would get with the support provided.
The problem raised in this study is how the exchange that occurred with the support given to one spouse in the elections of Medan City in 2015 ago. The theory used to explain the problem in this study is the exchange theory proposed by George Homas and Peter M Blau. The method used in this research is descriptive qualitative method with case study approach.
The conclusion of this research is the exchange that occurred between Muhammadiyah with the candidate pair supported in the elections of Medan City in 2015 ago. One form of exchange that occurs is with the grant of funds for the construction of mosques Muhammadiyah. besides Muhammadiyah also become closer to the candidate pair who won in elections in 2015 because the exchange can not always be measured by money because in social transactions are exchanged also things that are real and unreal. | en_US |
| dc.description.abstract | Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi, dimana dalam sistem tersebut rakyat memiliki kedaulatan penuh dalam memilih pemimpin. Sebagai negara yang menganut paham demokrasi, Indonesia melaksanakan yang namanya Pemilihan Umum (Pemilu). Disisi lain, Indonesia juga merupakan sebuah Negara yang memiliki penduduk mayoritas beragama Islam. Berbicara tentang umat Islam di Indonesia, tentu tidak bisa dilepaskan dari salah satu organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah. Muhammadiyah dalam perpolitikan nasional Indonesia tampak bahwa Muhammadiyah mempunyai dua fungsi yakni fungsi sosial dan fungsi politik. Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah memandang kehidupan politik bukanlah terpisah dari kehidupan berislam dalam pengertian yang menyeluruh.
Di Kota Medan, ormas Muhammadiyah juga tidak bisa terlepas dari pergulatan politik. Salah satu organisasi otonom yang ada di ormas Muhammadiyah yaitu Pemuda Muhammadiyah juga ambil bagian dalam euforia politik pada Pilkada kota Medan pada tahun 2015 lalu.. Pemuda Muhammadiyah juga ikut mendeklarasikan dukungan kepada salah satu pasangan calon yaitu pasangan Drs.H.T. Dzulmi Eldin,S. M.Si. dan Ir. Akhyar Nasution, M.Si. Dukungan Pemuda Muhammadiyah kepada pasangan nomor urut 1 yaitu pasangan Eldin-Akhyar tentunya memiliki latar belakang tersendiri. Tentunya dalam memberikan dukungan tersebut Muhammadiyah juga mengharap imbalan dengan melihat apa yang akan dia dapatkan dengan adanya dukungan yang diberikan tersebut.
Adapun masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana pertukaran yang terjadi dengan adanya dukungan yang diberikan kepada salah satu pasangan pada Pilkada Kota Medan tahun 2015 lalu. Teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah pada penelitian ini adalah teori pertukaran yang dikemukakan oleh George Homas dan Peter M Blau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pertukaran yang terjadi antara Muhammadiyah dengan pasangan calon yang didukung pada Pilkada Kota Medan tahun 2015 lalu. Salah satu bentuk pertukaran yang terjadi adalah dengan diberikannya bantuan berupa dana untuk pembangunan masjid-masjid Muhammadiyah. selain itu Muhammadiyah juga menjadi lebih dekat dengan pasangan calon yang menang pada Pilkada tahun 2015 lalu karena pertukaran tidak selalu dapat diukur dengan uang sebab dalam transaksi sosial dipertukarkan juga hal-hal yang nyata dan tidak nyata. | en_US |
| dc.language.iso | id | en_US |
| dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
| dc.subject | Community Organization | en_US |
| dc.subject | Muhammadiyah | en_US |
| dc.subject | Political Participation | en_US |
| dc.subject | Social Networking | en_US |
| dc.subject | Social Exchange | en_US |
| dc.title | Pertukaran Sosial dalam Partisipasi Politik Ormas Muhammadiyah pada Pilkada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tahun 2015 di Kota Medan (Studi Kasus pada Ormas Muhammadiyah di Kota Medan) | en_US |
| dc.type | Thesis | en_US |
| dc.identifier.nim | NIM130901089 | en_US |
| dc.identifier.submitter | Nurhusnah Siregar | |
| dc.description.type | Skripsi Sarjana | en_US |