| dc.description.abstract | Kehilangan gigi pada rahang atas dan rahang bawah memiliki dampak terhadap emosional, sistematik, dan fungsional. Dampak fungsional dapat berupa gangguan bicara dan gangguan efisiensi pengunyahan. Efisiensi pengunyahan dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya; usia, jenis kelamin, pemilihan makanan, tingkat kekuatan mengunyah, gigitan, kualitas gigi tiruan dan status gigi. Status gigi dan efisiensi pengunyahan memiliki korelasi yang signifikan dimana semakin banyak gigi yang hilang, semakin buruk efisiensi pengunyahan. Penggunaan gigi tiruan dapat merehabilitasi fungsi pengunyahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efisiensi pengunyahan pada pasien yang menggunakan gigi tiruan cekat (GTC), gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL), dan gigi tiruan penuh (GTP). Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan metode cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang menggunakan gigi tiruan cekat, gigi tiruan sebagian lepasan, dan gigi tiruan penuh di rumah sakit gigi dan mulut universitas sumatera utara sebanyak 30 sampel dengan 10 sampel setiap kelompok. Seluruh sampel diuji nilai median particle size (MPS) dengan menggunakan sieving method. Hasil penelitian Uji Kruskal-Wallis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok p=0,002 (p<0,05). Uji Mann-Whitney menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok pasien pengguna GTSL dan GTC dengan nilai p=0,015 (p<0,05) dan kelompok pasien pengguna GTC dan GTP dengan nilai p=0,002 (p<0,05), Namun tidak ditemukan
perbedaan yang signifikan antara pasien pengguna GTSL dan GTP dengan nilai p=0,055 (p>0,05). Efisiensi pengunyahan pasien yang menggunakan GTC lebih baik dibandingkan dengan efisensi pengunyahan pada pasien yang menggunakan GTSL dan GTP. | en_US |