Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penanganan Hipofungsi Ovarium pada Ternak Sapi di Kabupaten Langkat

Abstract

Handling reproductive disorders aims to increase the population's beef cattle production and lead to beef self-sufficiency. One of the reproductive disorders in cows is a case of ovarian hypofunction. In general, this case occupies the highest position in Langkat Regency. This study aims to analyze the factors that influence the successful treatment of cow ovarian hypofunction in Langkat Regency. The variables analyzed were Body Condition Score (BCS), therapy/treatment and type of maintenance. This research is a non-experimental research using logistic regression method. The data used in this study is secondary data obtained from Agriculture and the Office of Food Security in Langkat Regency. The population was 658 cows diagnosed with ovarian hypofunction and 249 samples were counted using the Slovin method. Based on the results of the analysis, it was found that all independent variables, namely Body Condition Score, treatment/therapy and type of maintenance, had a simultaneous/together effect on the success of handling Ovarian Hypofunction in cattle in Langkat Regency. The variable that has the greatest influence on the success of ovarian hypofunction is the treatment/therapy variable. Treatment or therapy in cattle is suggested to be a top priority that is always developed by related parties in order to increase production through successful treatment of ovarian hypofunction in cattle in Langkat Regency.

Penanganan gangguan reproduksi bertujuan untuk meningkatkan produksisapi potong penduduk dan mengarah pada swasembada daging sapi. Salah satu gangguan pada reproduksi pada sapi adalah kasus hipofungsi ovarium. Secara umum, kasus ini menempati posisi tertinggi di Kabupaten Langkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan penanganan hipo fungsi ovarium sapi di Kabupaten Langkat. Variabel yang diamati adalah Body Condition Score (BCS), terapi/pengobatan dan tipe pemeliharaan. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan menggunakan metode regresilogistik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat. Dari 658 ekor sapi yang didiagnosis mengalami hipofungsi ovarium didapatkan sampel sebanyak 249 ekor yang dihitung dengan metode Slovin. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa semua variabel bebasyaitu Body Condition Score, pengobatan/terapi dan tipe pemeliharaan berpengaruh secara simultan/bersamasama terhadap keberhasilan penanganan Hipofungsi Ovarium pada sapi di Kabupaten La ngkat. Variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap keberhasilan hipofungsi ovarium adalah variabel pengobatan/terapi. Perawatan atau terapi pada sapi disarankan menjadi prioritas utama yang perlu dikembangkan oleh pihak terkait untuk peningkatan produksi melalui penanganan hipofungsi ovarium pada sapi di Kabupaten Langkat.