Strategi Kaum Tunanetra Bertahan Hidup (Studi pada Kelompok Pijat Tunanetra di Kota Medan)
Abstract
Writing a thesis with the title "Strategy for the Blind to Survive (Study on
Massage Groups for the Blind in Medan City)" on 5 blind husband and wife families
who work as masseurs aims to see how the use of social capital is carried out
by blind people who work as massage therapists. focusing on the visually impaired
persons who are members of organizations such as ITMI (Indonesian Muslim
Blind Association), PERTAPI (Indonesian Massage Tukang Association), and
PERTUNI (Indonesian Blind Association) in Medan City. The method used in
this research is a case study method with a qualitative approach. Data collection
techniques were carried out by means of observation, in-depth interviews, and literature
study. The informant collection technique was carried out by means of
Snowball Sampling, while the key informant in this study was Mr. Lukman SAG,
a blind masseuse who is the head of the ITMI Organization (Indonesian Muslim
Blind Association) North Sumatra. Address at Jl. Banten 84 A, Tj. Gusta, Medan
Helvetia From the informant's family, the researcher obtained further informant
information. The results of the study stated that the use of social capital for the
blind who worked as masseurs had a great impact on increasing the socio economic
status of the families of the visually impaired. around them, so that this
makes most of them become helpless economically, socially, educationally and
healthily. However, it is different from the visually impaired families in this
study, where they are empowered to do various things alone without asking or depending
on others. The blind in this study utilize the social capital that exists in
themselves in working as masseurs, both in build good relationships, trust (trust),
and social networks by following existing norms and values. So that many patients
who subscribe to come massage and bring their relatives or family to use
the services of the blind masseuse. Penulisan skripsi dengan judul “Strategi Kaum Tunanetra Bertahan Hidup
(Studi Pada Kelompok Pijat Tunanetra Di Kota Medan)” pada 5 keluarga suami
istri tunanetra yang bekerja sebagai tukang pijat ini bertujuan untuk melihat
bagaimanapemanfaatan modal sosial yang di lakukan oleh para tunanetra yang
bekerja sebagai tukang pijat dalam meningkatkan status sosial ekonomi keluarga
mereka.memfokuskan pada penyandang cacat tunanetra yang tergabung dalam
organasasi-organisasi seperti ITMI (Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia),
PERTAPI (Persatuan Tukang Pijat Indonesia), dan PERTUNI (Persatuan
Tunanetra Indonesia) yang ada di Kota Medan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam, serta
studi kepustakaan. Teknik pengambilan informan dilakukan dengan cara Snowball
Sampling, adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah
Bapak Lukman SAG tukang pijat tunanetra yang merupakan ketua Organisasi
ITMI (Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia) Sumatera Utara. Beralamat di Jl. Banten
84 A, Tj.Gusta, Medan Helvetia Dari keluarga informan tersebut peneliti
memperoleh informasi informan selanjutnya. Hasil dari penelitian tersebut
menyatakan bahwa pemanfaatan modal sosial pada tunanetra yang bekerja sebagai
tukang pijat tersebut telah banyak memepengaruhi peningkatan status sosial
ekonomi keluarga para tunanetra.Sering kali seorang tunanetra enggan untuk
berusaha dengan alasan dalam penglihatan, dengan keterbatasan tersebut mereka
selalu bergantung pada orang-orang disekitar mereka, sehingga hal ini membuat
kebanyakan dari mereka menjadi tidak berdaya secara ekonomi, sosial,
pendidikan dan kesehatan. Namun berbeda dengan keluarga-keluarga tunanetra
yang ada dalam penelitian ini, dimana mereka telah berdaya mampu melakukan
berbagai hal sendirian tanpa meminta atau bergantung pada orang lain.Tunanetra
dalam penelitiaan ini memanfaatkan modal sosial yang ada pada diri mereka
dalam bekerja sebagai tukang pijat, baik dalam membangun hubungan yang baik,
kepercayaan (Trust), dan jaringan sosial dengan mengikuti norma dan nilai yang
ada.Sehingga banyak pasien yang berlangganan datang memijat dan membawa
kerabat atau keluarganya untuk memenggunakan jasa tukang pijat tunanetra
tersebut.
Collections
- Undergraduate Theses [1027]
