Pang Nanggroe dalam Melawan Kolonial Belanda di Keureuto 1905-1910
View/ Open
Date
2022Author
Adikara, Muhammad Agam
Advisor(s)
Suprayitno
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini merupakan kajian sejarah mengenai beberapa hal yang terkait dengan
Pang Nanggroe Dalam Melawan Kolonial Belanda di Keureuto 1905-1910. Pang Nanggroe merupakan suami ketiga dari Cut Nyak Meutia, perkawinan tersebut adalah salah satu wasiat dari Teuku Chik Di Tunong suami keduanya Cut Nyak Meutia, untuk melanjutkan perjuangannya. Pang Nanggroe awalnya adalah panglima perang tertinggi Teuku Chik Di Tunong, ia berasal dari gampong Matang Teungoh termasuk wilayah Uleebalang Keureuto. Wilayah Keureuto mencakup dari Krueng Pase sampai Krueng Jambo Aye, pusat pemerintahannya di Jirat Manyang, pada 1905 ialah awal dari Pang Nanggroe menjadi pemimpin perang dan 1910 ialah akhir dari perjuangannya dalam peperangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana Pang Nanggroe saat melawan kolonial Belanda di Keureuto dan mengetahui keadaan wilayah Keureuto saat awal peperangan serta gambaran strategi Pang Nanggroe dalam menghambat penjajah, seperti bekerja sama dengan pemimpin lain, Raja Sabi sebagai objek, bergerak cepat, mengirim mata-mata, pengerusakan, penjeratan, bertahan, dan akhir perjuagan Pang Nanggroe. Penelitian ini menggunakan Metode penelitian sejarah yang menekankan pada aspek manusia, ruang dan waktu. Metode ini diawali dengan tahap Heuristik atau pengumpulan data dari sumber-sumber yang terkait dengan tema penelitian seperti mengunjungi ANRI, wawancara, jurnal, ataupun buku. Kemudian Verifikasi, dilanjutkan sampai ketahap Interpretasi dan Historiografi yaitu penulisan karya ilmiah berdasarkan data objektif yang sudah diperoleh sesuai kaidah ilmu sejarah. Lokasi penelitian ini berada di Gampong Keureuto, Kabupaten Aceh Utara. Kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh awalnya Pang Nanggroe ini bukan dari keturunan bangsawan melainkan hanya masyarakat biasa yang bekerja sebagai petani, namun dengan adanya wasiat untuk menikahi istri Uleebalang Teuku Chik Ditunong yang dihukum mati oleh Belanda, maka ia dipercayai unutk menjadi pemimpin perang melawan kolonial Belanda pada tahun 1905-1910.
Collections
- Undergraduate Theses [335]