Show simple item record

dc.contributor.advisorSuprayitno
dc.contributor.authorAdikara, Muhammad Agam
dc.date.accessioned2022-02-11T08:06:51Z
dc.date.available2022-02-11T08:06:51Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/47596
dc.description.abstractPenelitian ini merupakan kajian sejarah mengenai beberapa hal yang terkait dengan Pang Nanggroe Dalam Melawan Kolonial Belanda di Keureuto 1905-1910. Pang Nanggroe merupakan suami ketiga dari Cut Nyak Meutia, perkawinan tersebut adalah salah satu wasiat dari Teuku Chik Di Tunong suami keduanya Cut Nyak Meutia, untuk melanjutkan perjuangannya. Pang Nanggroe awalnya adalah panglima perang tertinggi Teuku Chik Di Tunong, ia berasal dari gampong Matang Teungoh termasuk wilayah Uleebalang Keureuto. Wilayah Keureuto mencakup dari Krueng Pase sampai Krueng Jambo Aye, pusat pemerintahannya di Jirat Manyang, pada 1905 ialah awal dari Pang Nanggroe menjadi pemimpin perang dan 1910 ialah akhir dari perjuangannya dalam peperangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana Pang Nanggroe saat melawan kolonial Belanda di Keureuto dan mengetahui keadaan wilayah Keureuto saat awal peperangan serta gambaran strategi Pang Nanggroe dalam menghambat penjajah, seperti bekerja sama dengan pemimpin lain, Raja Sabi sebagai objek, bergerak cepat, mengirim mata-mata, pengerusakan, penjeratan, bertahan, dan akhir perjuagan Pang Nanggroe. Penelitian ini menggunakan Metode penelitian sejarah yang menekankan pada aspek manusia, ruang dan waktu. Metode ini diawali dengan tahap Heuristik atau pengumpulan data dari sumber-sumber yang terkait dengan tema penelitian seperti mengunjungi ANRI, wawancara, jurnal, ataupun buku. Kemudian Verifikasi, dilanjutkan sampai ketahap Interpretasi dan Historiografi yaitu penulisan karya ilmiah berdasarkan data objektif yang sudah diperoleh sesuai kaidah ilmu sejarah. Lokasi penelitian ini berada di Gampong Keureuto, Kabupaten Aceh Utara. Kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh awalnya Pang Nanggroe ini bukan dari keturunan bangsawan melainkan hanya masyarakat biasa yang bekerja sebagai petani, namun dengan adanya wasiat untuk menikahi istri Uleebalang Teuku Chik Ditunong yang dihukum mati oleh Belanda, maka ia dipercayai unutk menjadi pemimpin perang melawan kolonial Belanda pada tahun 1905-1910.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPang Nanggroeen_US
dc.subjectKolonialen_US
dc.subjectKeureutoen_US
dc.titlePang Nanggroe dalam Melawan Kolonial Belanda di Keureuto 1905-1910en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM160706003
dc.description.pages91 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record