Show simple item record

dc.contributor.advisorElida, Linda
dc.contributor.authorIndriani, Riski
dc.date.accessioned2022-02-11T08:35:45Z
dc.date.available2022-02-11T08:35:45Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/47603
dc.description.abstractHealth is the most important indicator for every human being. When a person is indicated healthy, all their activities will be carried out well. On the contrary, when someone is indicated sick, this will move a person or community to find ways to cure the disease. For this reason, the existence of traditional medicine is a community alternative to cure diseases. If one examines the health services in Indonesia, it shows that there is a combination of modern medicine with traditional one and is following the existing code of ethics. The social capital strategy when viewed by the actions of the community in choosing decisions to cure diseases. This research is conducted to identify and interpret how social capital plays a role between the patients and the engkong. On the other hand, this also explains that there is no coercion for someone to do traditional medicine. The research method is a descriptive qualitative approach. Data collection techniques are carried out by observation, in-depth interviews, and study of literature. The theory used is the theory of social capital consisting of social networks, values/norms, trust, and reciprocity. The results of this study conclude that the contribution of trust and social capital to patients is useful, in traditional medicine. It can also maintain the existence of traditional medicine such as network playing role as a bridge between engkong and the patient, and the patient disseminates information. The values/norms of the procedures that are made by engkong so that the treatment runs well. Trust facilitates the healing process because there is an agreement between the two parties, starting from honesty, being comparative, and being normal in the patient and engkong. A reciprocal relationship or reciprocity is a form of mutually beneficial exchange between patients and people from a social and economic perspective. By the existence of social capital in the traditional Kangkong medicine in Binjai, it will certainly make it easier for the community to cure diseases, with the massage therapy technique performed by engkong which did not cause many side effects in the future. However, of the four social capitals, there is social capital with the strongest influence, called networks and trust. While weak social capital is called values and norms.en_US
dc.description.abstractKesehatan merupakan indikator yang paling penting bagi setiap manusia, ketika seseorang dinyatakan sehat maka segala aktivitasnya akan terlaksana dengan baik. Maka sebaliknya, ketika seseorang dinyatakan sakit, hal ini yang akan menggerakan seseorang ataupun kelomok masyarakat untuk mencari cara dalam penyembuhan penyakit. Untuk itu keberadaan pengobatan tradisional ini merupakan sebuah pilihan masyarakat dalam mengambil tindakan untuk penyembuhan penyakit. Jika ditelaah pelayanan kesehatan di Indonesia sendiri menunjukan adanya perpaduan antara pengobatan modern dengan pengobatan tradisional dan sesuai dengan kode etik yang ada. Strategi modal sosial ketika dilihat dengan tindakan masyarakat yang memilih keputusan dalam melakukan penyembuhan penyakit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengintepretasikan tentang bagaimana modal sosial berperan diantara kelompok pasien dan engkong. Disisi lain juga untuk menjelaskan bahwa tidak adanya paksaan seseorang untuk melakukan pengobatan tradisional. Metode yang digunakan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dan studi literature yang relevan. Teori yang digunakan adalah teori modal sosial terdiri dari, jaringan sosial, nilai/norma, kepercayaan dan hubungan timbah balik (resiprositas). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kontribusi kepercayaan dan modal sosial terhadap pasien berguna, dalam pengobatan tradisional engkong, dan juga dapat mempertahankan keberadaan pengobatan tradisional. Seperti jaringan yang berperan sebagai pelicin dan menjembatani diantara engkong kepada pasiennya, dan pasiennya melakukan penyebaran informasi. Nilai/norma adanya tata cara yang dubuat oleh engkong agar keberlangsungan pengobatan berjalan dengan baik. Kepercayaan yang mempermudah proses penyembuhan dikarenakan ada persetujuan diantara kedua belah pihak, mulai dari kejujuran, komperatif, dan bersikap normal pada kelompok pasien dan engkong. Hubungan timbal balik atau resiprositas, adanya bentuk pertukaran yang saling menguntungkan diantara pasien dan engkong dilihat dari sosial, ekonomi. Dengan adanya modal sosial pada pengobatan tradisional engkong di Kota Binjai, tentu akan mempermudah masyarakat untuk melakukan penyembuhan penyakit, dengan teknik kusuk terapi yang dilakukan engkong yang tidak banyak menghasilkan efek samping di kemudian hari. Akan tetapi dari keempat modal sosial tersebut terdapat modal sosial yang paling kuat pengaruhnya yaitu jaringan dan kepercayaan dan modal sosial yang lemah yaitu nilai dan norma.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectSocial Capitalen_US
dc.subjectTraditional Medicineen_US
dc.subjectPatient Trusten_US
dc.subjectModal Sosialen_US
dc.subjectPengobatan Tradisionalen_US
dc.subjectKepercayaan Pasienen_US
dc.titleKepercayaan dan Modal Sosial Pasien dalam Pengobatan Tradisional Engkong di Kota Binjaien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM160901017
dc.description.pages124 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record