• Login
    View Item 
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Social Sciences and Political Science
    • Department of Communication Science
    • Master Theses
    • View Item
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Social Sciences and Political Science
    • Department of Communication Science
    • Master Theses
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Strategi Komunikasi Konselor dalam Program Rehabilitasi Rawat Jalan di Klinik Pratama Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara

    View/Open
    Fulltext (3.945Mb)
    Date
    2022
    Author
    Sanra, Arie
    Advisor(s)
    Lubis, Lusiana Andriani
    Nurbani
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Thisresearchaims at analyzing communication strategies, barriers and efforts made by counselors in implementing the outpatient rehabilitation program at Klinik Pratama of the National Narcotics Board of North Sumatera Province. The research method uses a qualitative approach. The subjects are 9 (nine) persons consisting of 4 (four) counselors, 4 (four) clients and 1 (one) therapist/expert in rehabilitation. The results show that the counselor’s communication strategy in the outpatient rehabilitation program is consistent in client screening results, determination in evaluating client assessment results, providing clients with a sense of security and comfort at the beginning of the meeting, and providing medical referrals to clients with a history of chronic illness. Counselors provide informational, persuasive, educational, and motivational messages. Prioritize face-to-face communication and conduct media communication. Counselors need to look good, increase professionalism with the addiction counselor position, and build confidence with educational background and expertise. Barriers encountered by caregivers in outpatient rehabilitation programs include varying levels of understanding of clients, limited availability of online facilities, absence of clients, limited feeling for clients, low self-esteem, environment and work vulnerable to drug trafficking, sensitivity to culture, and gender issues. The counselor tries to give messages that are easy to understand and can be repeated. If not face-to-face, the counselor provides media counseling based on the availability of client-owned media, exempts clients with sensory limitation from queue line, provides family counseling for clients with low elf-concept, and explores potentials owned by the clients. Next, the counselor provides education for clients and families with history of smoking and alcohol drinking, and provides more serious therapy for female clients.
     
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi komunikasi, hambatan dan upaya yang dilakukan konselor dalam melaksanakan program rehabilitasi rawat jalan di Klinik Pratama Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian 9 (sembilan) orang terdiri dari 4 (empat) orang konselor, 4 (empat) orang klien dan 1 (satu) orang praktisi/ahli dalam rehabilitasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi konselor dalam program rehabilitasi rawat jalan adalah konsisten dalam hasil skrinning klien, ketegasan dalam mengevaluasi hasil asesmen klien, memberikan rasa aman dan nyaman terhadap klien pada awal pertemuan, dan memberikan rujukan medis terhadap klien dengan riwayat penyakit kronis. Konselor memberikan pesan informatif, persuasif, edukatif, dan motivasi. Mengutamakan komunikasi tatap muka, dan melakukan komunikasi bermedia. Konselor harus berpenampilan prima, meningkatkan profesionalisme dengan jabatan konselor adiksi, serta meningkatkan kepercayaan dengan latar belakang pendidikan dan keahlian. Hambatan yang dihadapi konselor dalam program rehabilitasi rawat jalan adalah tingkat pemahaman klien yang berbedabeda, penyediaan sarana secara daring, ketidakhadiran klien, keterbatasan indra dari klien, konsep diri yang rendah, lingkungan sekitar dan pekerjaan yang rentan peredaran narkoba, sensitifitas terhadap budaya dan permasalahan gender. Upaya yang dilakukan konselor adalah memberikan pesan yang mudah dipahami dan dilakukan berulang-ulang. Bila tidak dapat dilakukan secara tatap muka, konselor melakukan konseling bermedia sesuai ketersediaan media yang dimiliki klien, memberikan bebas antrian bagi klien dengan keterbatasan indra, melakukan konseling keluarga bagi klien dengan konsep diri yang lemah, dan menggali potensi yang ada pada diri klien. Kemudian konselor memberikan edukasi terhadap klien dan keluarga dengan latarbelakang budaya merokok dan meminum alkohol, serta memberikan terapi yang lebih serius bagi klien perempuan.

    URI
    https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/47666
    Collections
    • Master Theses [357]

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara - 2025

    Universitas Sumatera Utara

    Perpustakaan

    Resource Guide

    Katalog Perpustakaan

    Journal Elektronik Berlangganan

    Buku Elektronik Berlangganan

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of USU-IRCommunities & CollectionsBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit DateThis CollectionBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit Date

    My Account

    LoginRegister

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara - 2025

    Universitas Sumatera Utara

    Perpustakaan

    Resource Guide

    Katalog Perpustakaan

    Journal Elektronik Berlangganan

    Buku Elektronik Berlangganan

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV