Show simple item record

dc.contributor.advisorLubis, Lusiana Andriani
dc.contributor.advisorNurbani
dc.contributor.authorSanra, Arie
dc.date.accessioned2022-02-14T08:25:11Z
dc.date.available2022-02-14T08:25:11Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/47666
dc.description.abstractThisresearchaims at analyzing communication strategies, barriers and efforts made by counselors in implementing the outpatient rehabilitation program at Klinik Pratama of the National Narcotics Board of North Sumatera Province. The research method uses a qualitative approach. The subjects are 9 (nine) persons consisting of 4 (four) counselors, 4 (four) clients and 1 (one) therapist/expert in rehabilitation. The results show that the counselor’s communication strategy in the outpatient rehabilitation program is consistent in client screening results, determination in evaluating client assessment results, providing clients with a sense of security and comfort at the beginning of the meeting, and providing medical referrals to clients with a history of chronic illness. Counselors provide informational, persuasive, educational, and motivational messages. Prioritize face-to-face communication and conduct media communication. Counselors need to look good, increase professionalism with the addiction counselor position, and build confidence with educational background and expertise. Barriers encountered by caregivers in outpatient rehabilitation programs include varying levels of understanding of clients, limited availability of online facilities, absence of clients, limited feeling for clients, low self-esteem, environment and work vulnerable to drug trafficking, sensitivity to culture, and gender issues. The counselor tries to give messages that are easy to understand and can be repeated. If not face-to-face, the counselor provides media counseling based on the availability of client-owned media, exempts clients with sensory limitation from queue line, provides family counseling for clients with low elf-concept, and explores potentials owned by the clients. Next, the counselor provides education for clients and families with history of smoking and alcohol drinking, and provides more serious therapy for female clients.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi komunikasi, hambatan dan upaya yang dilakukan konselor dalam melaksanakan program rehabilitasi rawat jalan di Klinik Pratama Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian 9 (sembilan) orang terdiri dari 4 (empat) orang konselor, 4 (empat) orang klien dan 1 (satu) orang praktisi/ahli dalam rehabilitasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi konselor dalam program rehabilitasi rawat jalan adalah konsisten dalam hasil skrinning klien, ketegasan dalam mengevaluasi hasil asesmen klien, memberikan rasa aman dan nyaman terhadap klien pada awal pertemuan, dan memberikan rujukan medis terhadap klien dengan riwayat penyakit kronis. Konselor memberikan pesan informatif, persuasif, edukatif, dan motivasi. Mengutamakan komunikasi tatap muka, dan melakukan komunikasi bermedia. Konselor harus berpenampilan prima, meningkatkan profesionalisme dengan jabatan konselor adiksi, serta meningkatkan kepercayaan dengan latar belakang pendidikan dan keahlian. Hambatan yang dihadapi konselor dalam program rehabilitasi rawat jalan adalah tingkat pemahaman klien yang berbedabeda, penyediaan sarana secara daring, ketidakhadiran klien, keterbatasan indra dari klien, konsep diri yang rendah, lingkungan sekitar dan pekerjaan yang rentan peredaran narkoba, sensitifitas terhadap budaya dan permasalahan gender. Upaya yang dilakukan konselor adalah memberikan pesan yang mudah dipahami dan dilakukan berulang-ulang. Bila tidak dapat dilakukan secara tatap muka, konselor melakukan konseling bermedia sesuai ketersediaan media yang dimiliki klien, memberikan bebas antrian bagi klien dengan keterbatasan indra, melakukan konseling keluarga bagi klien dengan konsep diri yang lemah, dan menggali potensi yang ada pada diri klien. Kemudian konselor memberikan edukasi terhadap klien dan keluarga dengan latarbelakang budaya merokok dan meminum alkohol, serta memberikan terapi yang lebih serius bagi klien perempuan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectcommunication strategyen_US
dc.subjectcounselloren_US
dc.subjectoutpatient rehabilitationen_US
dc.subjectKlinik Pratamaen_US
dc.subjectNational Narcotics Boarden_US
dc.subjectNorth Sumateraen_US
dc.subjectstrategi komunikasien_US
dc.subjectkonseloren_US
dc.subjectrehabilitasi rawat jalanen_US
dc.subjectKlinik Pratamaen_US
dc.subjectBadan Narkotika Nasionalen_US
dc.subjectSumatera Utaraen_US
dc.titleStrategi Komunikasi Konselor dalam Program Rehabilitasi Rawat Jalan di Klinik Pratama Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utaraen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM197045025
dc.description.pages230 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record