Show simple item record

dc.contributor.advisorMulia, Ahmad Perwira
dc.contributor.advisorMardianta, Anthoni Veery
dc.contributor.authorFharaby, Skar
dc.date.accessioned2022-02-21T02:47:16Z
dc.date.available2022-02-21T02:47:16Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/47786
dc.description.abstractLaw No. 26 of 2007 concerning spatial planning explicitly mandates that 30% of the city area is in the form of green open space, 20% is public and 10% is private. The allocation of this green open space is stipulated in the Regional Regulation on Regional Spatial Planning (RTRW), namely the Subulussalam City Government. The Subulussalam City Government needs to immediately place the issue of green open space as one of the important issues in the discussion of sustainable development programs. Related to this, this research was conducted to provide additional literacy from a different perspective academically in the arrangement of green open space patterns that have been determined in the Subulussalam City Regional Spatial Plan (RTRW) and then classified based on an analysis that includes the following criteria: o The suitability of green open space based on the criteria for the zone function area o The suitability of green open space based on slope criteria o The suitability of green open space based on land use criteria o The suitability of green open space based on road criteria o The suitability of green open space based on demographic criteria o The suitability of green open space based on soil type criteria. In this case, the integration method of Analytical Hierarchy Process (AHP) is used in order to make rational decisions from these criteria and Geographic Information System (GIS) as decision support in determining the location and describing it on a zoning map.en_US
dc.description.abstractUndang - undang no 26 tahun 2007 tentang penataan ruang secara tegas mengamanatkan 30% dari wilayah kota berwujud ruang terbuka hijau, 20% bersifat publik dan 10% bersifat privat. Pengalokasian ruang terbuka hijau ini ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Daerah yaitu Pemerintah Kota Subulussalam. Pemerintah Kota Subulussalam perlu secepatnya menempatkan masalah ruang terbuka hijau sebagai salah satu isu penting dalam pembahasan program pembangunan berkelanjutan. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan guna memberi tambahan literasi dari sisi perspektif yang berbeda secara akademisi dalam susunan pola ruang terbuka hijau yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Subulussalam dan kemudian diklasifikasikan berdasarkan analisis yang mencakup kriteria : o Kesesuaian RTH berdasarkan kriteria zona fungsi kawasan o Kesesuaian RTH berdasarkan kriteria slope / kemiringan o Kesesuaian RTH berdasarkan kriteria tata guna lahan / land use o Kesesuaian RTH berdasarkan kriteria jalan / road o Kesesuaian RTH berdasarkan kriteria demografi o Kesesuaian RTH berdasarkan kriteria jenis tanah. Dalam hal ini metode integrasi Analitycal Hierarchy Process (AHP) digunakan agar dapat mengambil keputusan yang rasional dari beberapa kriteria tersebut dan Geographic Information System (GIS) sebagai pendukung keputusan dalam penentuan lokasi serta menggambarkannya pada sebuah peta zonasi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectAHPen_US
dc.subjectGISen_US
dc.subjectRuang Terbuka Hijauen_US
dc.titlePemetaan Rencana Pola Ruang Terbuka Hijau Menggunakan AHP dan GIS untuk Kota Subulussalamen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM177016020
dc.description.pages88 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record