Pemanfaatan Rumah Sakit Pasca Penerapan Sistem Rujukan Berjenjang (Studi Kasus RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar)
View/ Open
Date
2021Author
Sagala, Ribka
Advisor(s)
Juanita
Lubis, Rahayu
Metadata
Show full item recordAbstract
Referential system in stages is one of the policies in providing health services which organizes delegation of authority and responsibility for health services, reciprocally, vertically, and horizontally. The policy on referential system in stages reguires the first level (type C hospital) which has to refer to further health facility (tvpe B hospital) when patients need examination or specialist/sub-specialist action according to medical indication. Referential system in stages is implemented except in emergency. In its implementation, there are many obstacles such as complicated procedures, people 's lack of knowledge of the system and procedure, and people's desire to directly come to a hospital. The rumor about many patients are hoarded in a type C hospital and not referred to a type B hospital. The objective of the research was to explore the use of hospital in the post-referential system in stages. The research used descriptive gualitative method. It was done in Dr. Djasamen Saragih Hospital, Pematangsiantar from September to December, 2020. The data were gathered by conducting in-depth interview and documentary study and analyzed by using OSR NVIVO 12. The result of the research showed that the use of a hospital in the post- referential system in stages was not optimal; it could be seen from the decreasing number of patients, the lack of doctors, inadequate supporting facility and infrastructure, unsympathetic attitude of personnel toward patients, long time for registration, and bad brand image. It is recommended that coordination among the hospital management, provincial government, BPJS (National Health Social Security Agency) in Health, and the Ministry of Health be needed to implement referential system in stages. Pelaksanaan sistem rujukan berjenjang mengundang banyak kendala. Seperti timbulnya mindset masyarakat yang ingin langsung ke rumah sakit serta kurangnya sosialisasi pada sejumlah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FTKP) seperti Puskesmas atau Klinik Pratama yang langsung merujuk ke Rumah Sakit. Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan di RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar sampai saat ini banyak pasien yang tidak paham dan masih belum mengetahui sistem dan prosedur sehingga harus bolak balik ke rumah sakit. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi pemanfaatan rumah sakit pasca penerapan sistem rujukan berjenjang di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Lokasi yang dijadikan obyek penelitian adalah RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar yang dilaksanakan pada September 2020 sampai dengan Desember 2020. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara mendalam dan teknik dokumentasi. Adapun analisis data yang digunakan penulis adalah analisis data hasil wawancara menggunakan aplikasi QSR NVIVO 12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pemanfaatan RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar saat ini belum berjalan secara optimal, dimana terlihat dari jumlah pasien yang sampai saat ini terus mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh kebijkan kesehatan yaitu sistem rujukan berjenjang, ketersediaan dokter yang masih kurang, sarana penunjang yang belum memadai, sikap petugas yang kurang berempati dan waktu tunggu pendaftaran yang lama serta brand image yang buruk. Maka, disarankan kepada pihak Manajemen RSUD Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar melakukan koordinasi yang lebih baik lagi dengan berbagai instansi terkait seperti, Pemerintahan Kota Pematangsiantar, Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan RI.
Collections
- Master Theses [2429]
