Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) pada Pasien TB Paru di Kota Tebing Tinggi
View/ Open
Date
2022Author
Tarigan, Evi Novalita
Advisor(s)
Lubis, Rahayu
Mutiara, Erna
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia ranks second in the world as a country that has the number of tuberculosis sufferers after India. Although the Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) recommended by WHO has proven to be very effective in curing the tuberculosis but the adherence of the patients to take anti-tuberculosis medicine (OAT) is the main obstacle in controlling the tuberculosis disease. This is a cross sectional research aiming to find out correlating factors of the adherence to take anti-tuberculosis medicine in Tebing Tinggi City. The population is all pulmonary TB sufferers in Tebing Tinggi City starting in January to December of 2020. The samples is pulmonary TB patients who meet the inclusion criteria as many as 78 people are taken by purposive sampling technique. Stages of analysis include univariate, bivariate and multivariate. Bivariate analyzed with simple log-linear Poisson regression test and multivariate analyzed with multiple log-linear Poisson regression test. The analysis result shows that education (p=016, PR=1.539, 95%CI; 1.083-2.187 ), knowledge (p=0.017; PR= I.850, 95%CI; 1.119-3,061), side effect (p=0.001; PR= I.801, 95%CI; 1.280-2.535), transportation availability (p= 0.007, PR= 1.881,95%CI;1.186-2.982),and family support (p=0.002, PR=1.737, 95%CI;1.228-2.456) are the independent variables correlating with the adherence to take OAT in Tebing Tinggi City. The dominant varfable correlating with the adherence to take OAT is transportation availability. The research recommen‘ds that health workers are ahle to perform home visit activities regularly and collaborate with the family to supervise patients to take OAT and control OAT availability for patients.It is recommended that TB sufferers follow OAT drinking instruction from health workers, immediately consult with the health workers when experiencing OAT side effect and participate in every activity carry out by the health team, such as health counseling activities, counseling activities and home visit activities. Indonesia menempati urutan kedua di dunia sebagai negara yang memiliki jumlah penderita tuberkulosis setelah India. Meskipun Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) yang direkomendasikan WHO terbukti sangat efektif dalam pengobatan tuberkulosis namun kepatuhan pasien minum obat anti tuberkulosis (OAT) merupakan kendala utama dalam pengendalian penyakit tuberkulosis. Jenis penelitian ini adalah cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan kepatuhan minum obat anti tuberkulosis di Kota Tebing Tinggi. Populasi penelitian yaitu seluruh penderita TB paru di Kota Tebing Tinggi mulai Januari sampai dengan Desember tahun 2020. Sampel adalah pasien TB paru yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 78 orang yang diperoleh dengan teknik purposive sampling.Tahapan analisis meliputi univariat, bivariat dan multivariat. Analisis bivariat menggunakan uji regresi Poisson loglinear sederhana dan analisis multivariat menggunakan uji regresi Poisson loglinear ganda Hasil analisis menunjukkan pendidikan (p=0,016; PR=1,539, 95%CI; 1,083-2,187), pengetahuan (p=0.017; PR=1,850, 95%CI; 1,119-3,061), efek samping (p=0,001; PR=1,801, 95%CI; 1,280-2,535), ketersediaan transportasi (p=0,007; PR=1,881, 95%CI; 1,186-2,982), dan dukungan keluarga (p=0,002; PR=1,737, 95%CI 1,228-2,456) merupakan variabel independen yang berhubungan secara bersama-sama dengan kepatuhan minum OAT di Kota Tebing Tinggi. Variabel yang dominan berhubungan dengan kepatuhan minum OAT adalah ketersediaan transportasi. Diharapkan petugas kesehatan dapat melakukan kegiatan home visit secara rutin dan bekerjasama dengan keluarga dalam mengawasi pasien minum OAT serta mengontrol ketersediaan OAT bagi pasien. Diharapkan penderita TB dapat mengikuti petunjuk aturan minum OAT dari petugas kesehatan, segera konsultasi dengan petugas kesehatan apabila mengalami efek samping OAT dan ikut serta dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh tim kesehatan seperti kegiatan penyuluhan kesehatan, kegiatan konseling dan kegiatan home visit.
Collections
- Master Theses [2429]
