Komunikasi Relawan dalam Memberdayakan Pengungsi Rohingya di Kota Langsa Provinsi Aceh
View/ Open
Date
2016Author
Putri, Desie Silviani
Advisor(s)
Kurniawati, Dewi
Beydha, Inon
Metadata
Show full item recordAbstract
This study was conducted to determine the communication volunteers in
empowering the Rohingya refugees in terms of communication process I a form of
communicOlion that is done and the obstacles experienced volunteers in
empowen'ng communities Rohingya refugees in lhe city of Langsa in Aceh
province. This study uses a constructivist paradigm using qualitative data. Data
obtained by conducting interviews wilh seven informants. The resubs showed that
the communication thai occurs between the vo/unleers and the beginning of the
arrival of Rohingya refugees using nonverbal communicalion (sign language),
and when the activity look place empowerment using verbal communication and
use images. Fonns of Interpersonal communication and communication groups
use va/unleers when empower refugee communities in terms of interaction,
motivation, socialization and discussioIU while the field of intercultural
communication used volunteers in assessing the behavior of communities
Rohingya refugees on percepliolU and perspectives of volunteers who are
influenced by lhe background of community Ii/e Rohingya refugees in country of
origin. Communication that occurs is not effective because of differences in
language. The language used al lhe beginning of lire arrival of Rohingya refugee
community lhal sign language. During lire year Ihe exislence of lire Rohingya
refugee community in Langsa, little by little have mastered the vocabulary and
some Indonesian words. but 10 empower them volunleers are not only
communicaJe verbally, but also use posters and pictures. Barriers volunteers in
empowering lire Rohingya refugees are language problems (semantic problem),
the perspective and way of thinking is narrow (perceptual distorsion), and
cullural differences (cultural diffirences) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komunikasi relawan dalam
memberdayakan pengungsi Rohingya dalam hal proses komunikasi yang
dilakukan, bentuk komunikasi yang dilakukan serta hambatan·hambatan yang
dialami relawan dalam memberdayakan komunitas pengungsi Rohingya yang ada
di Kota Langsa Provinsi Aceh. Penelitian ini menggunakan paradigma
konstruktivis dengan menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh dengan
melakUkan wawancara dengan 7 orang informan. HasH penelitian menunjukkan
bahwa proses komunikasi yang teljadi antara relawan dan pengungsi Rohingya
diawal kedatangan menggunakan komunikasi nonverbal (bahasa isyarat) dan
ketika aktivitas pemberdayaan berlangsung menggunakan komunikasi verbal dan
menggunakan gambar. Bentuk komunikasi anatarpribadi dan komunikasi
kelompok digunakan relawan ketika memberdayakan komunitas pengungsi dalam
hal berinteraksi, memotivasi, sosialisasi, dan diskusi sedangkan bidang
komunikasi antatbudaya digunakan relawan dalam menilai perilaku komunitas
pengungsi Rohingya yang didasarkan pada persepsi dan perspektif relawan yang
dipengaruhi oleh latarbelakang kehidupan komunitas pengungsi Rohingya di
negara asalnya. Komunikasi yang terjadi belum efektif karena adanya perbedaan
bahasa. Bahasa yang digunakan diawal kedatangan komunitas pengungsi
Rohingya yaitu bahasa isyarat. Selarna selahun keberadaan komunitas pengungsi
Rohingya di Kota Langsa, sebabagian kecil telah menguasai kosa kata dan
beberapa kata babasa Indonesia, sehingga dalam memberdayakan mereka relawan
tidak saja berkomunikasi secara lisan, tetapi juga menggunakan poster dan
gambar. Hambatan relawan dalam memberdayakan pengungsi Rohingya yaitu
masalah bahasa (semanlic problem), cara pandang dan cara bertikir yang sempit
(perceplual dis/onion), dan perbedaan budaya (cullural differences).
Collections
- Master Theses [357]