Status Periodontal pada Penderita Obesitas di Puskesmas Medan Deli
Abstract
Obesity is the accumulation of fat in the human body that exceeds the amount of normal fat needed by the body. Obesity and periodontal disease are two chronic conditions and the prevalence tends to increase in the Indonesian population. Obesity can aggravate periodontal disease, this is due to the adverse effects of obesity on the periodontium which can be mediated through proinflammatory cytokines such as interleukin (IL-1,1L-6 and TNF-α), adipokine (leptin and adiponectin, resistin and plasminogen-1 activator inhibitors) ) and several other bioactives such as reactive oxygen species (ROS) which can affect periodontitis. Various research results show that there is a relationship between obesity and periodontal disease. Obese populations have more periodontal disease than normal weight populations.
The purpose of this study is to know periodontal status in obesity. This research was conducted in Medan Deli Health Center in April 2019. The subject was determined by using purposive sampling technique according to inclusion and exclusion criteria, with a sample of 36 subjects.All subjects were given a questionnaire and BMI measurements were performed, then the gingival index and periodontal index were examined, after that the data obtained were grouped based on obesity I and II. The results of this study prove that obese 1 subjects increased gingivitis by 53.84%. Obesity 2 Subjects exceeding periodontitis are required as much as 60.86%. However, there were still 1 subject with normal periodontal conditions affected by a visit to the dentist. Based on this study it can be concluded that the majority of obese subjects in Medan Deli Health Center have periodontitis. Obesitas adalah penimbunan lemak dalam tubuh manusia yang melebihijumlahlemak normal yang dibutuhkanolehtubuh.Obesitas dan penyakit periodontal merupakan dua kondisi yang bersifat kronis dan prevalensinya cenderung meningkat pada penduduk Indonesia. Obesitas dapat memperparahpenyakit periodontal, hal ini disebabkan oleh efek buruk obesitas pada periodonsium yang dapat dimediasi melalui sitokin proinflamasi seperti interleukin (IL-1,1L-6 dan TNF-α), adipokin (leptin dan adiponektin, resistin dan inhibitor aktivator plasminogen-1) dan beberapa bioaktif lainnya seperti spesies oksigen reaktif (ROS) yang dapat mempengaruhi periodontitis. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara obesitas dengan penyakit periodontal. Populasi obesitas memiliki penyakit periodontal lebih banyak dari populasi berat badan normal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui status periodontal pada obesitas. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Medan Deli pada bulan April 2019. Penentuan subjek menggunakan teknik purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi,dengan jumlah sampel 36 subjek.Seluruh subjek diberikan kuesioner dan dilakukan pengukuran BMI, selanjutnya dilakukan pemeriksaan indeks gingiva dan indeks periodontal, kemudian data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan obesits I dan II. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas subjek obesitas I mengalami gingivitis sebanyak 53,84%. Obesitas II mayoritas subjek mengalami periodontitis sebanyak 60,86% . Namun, masih terdapat 1 subjek dengan kondisi periodontal normal yang dipengaruhi kunjungan ke dokter gigi. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subjek obesitas di Puskesmas Medan Deli mengalami periodontitis.
Collections
- Undergraduate Theses [1901]
