Disparitas Pemidanaan terhadap Anak yang Menjadi Perantara dalam Jual Beli Narkotika (Studi Putusan Pengadilan Negeri)

Abstract

There are differences in criminal penalties in deciding a narcotics crime case in view of the purpose of punishment that has not been achieved. The problem in this study is the basis for the occurrence of disparities in the sentencing of children as intermediaries for buying and selling narcotics. Disparity in punishment of children as intermediaries for buying and selling narcoticsin court decision Number 98/Pid.Sus-Child/2020/PN Plg, Decision Number 49/Pid.Sus-Child/2020/PN Plg and Decision Number 2/Pid.Sus-Child/2021/PN Plg. The judge's consideration of the disparity in sentencing children as intermediaries for buying and selling narcotics in decision number 98/Pid.Sus-Child/2020/PN Plg, Decision Number 49/Pid.Sus-Child/2020/PN. Plg and Decision Number 2/Pid.Sus-Child/2021/PN Plg. This type of juridical normative research, supported by empirical research. Sources of research data materials, namely primary law, secondary legal materials, tertiary legal materials. Data collection techniques were carried out by literature studies and field studies, data collection tools in the form of literature studies and field studies, data analysis using qualitative methods. The basis for the occurrence of disparities in the sentencing of children as intermediaries for buying and selling narcotics, namely the legal factor itself, criminal law in Indonesia judges have very wide freedom to choose the type of crime desired, in connection with the use of an alternative system in threatening criminal offenses in the Criminal Code, it appears that several basic crimes are often threatened with criminal acts alternatively the same. The disparity in punishment of children as intermediaries for buying and selling narcotics. The background or motive of the accused committing the crime, the track record of the defendant in committing the crime, the role of the defendant in the crime, the level of understanding of the accused, the way of committing a crime between one perpetrator and another is different, and the amount of evidence. The judge's considerations on the disparity in punishment of children as intermediaries for buying and selling narcotics in the decision are the background in the trial, the facts of the trial where this child has committed an act or it is the first time, the child's background is seen from still in school or dropping out of school, and receiving the results research reports from the Palembang Penitentiary to the family, namely the background of the parents, the child's family, the association or friendship of the child. Differences in decision number 98/Pid.Sus-Child/2020/PN Plg, Decision Number 49/Pid. Sus Child/2020/ PN Plg and Decision Number 2/Pid.Sus-Child/2021/ PN Plg. There are children as narcotics intermediaries who claim to have been intermediaries for buying and selling narcotics, according to the results of the Palembang Correctional Center research, the amount of evidence contained in the trial, witness statements and family and child backgrounds.

Adanya perbedaan penjatuhan pidana dalam memutus suatu kasus pidana narkotika dalam melihat tujuan pemidanaan yang belum tercapai. Permasalahan dalam penelitian ini adalah landasan terjadinya disparitas dalam penjatuhan pemidanaan terhadap anak sebagai perantara jual beli narkotika. Disparitas pemidanaan terhadap anak sebagai perantara jual beli narkotika dalam putusan pengadilan Nomor 98/Pid.Sus-Anak/2020/PN Plg, Putusan Nomor 49/Pid.Sus-Anak/2020/PN Plg dan Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Plg. Pertimbangan hakim pada disparitas pemidanaan terhadap anak sebagai perantara jual beli narkotika dalam putusan nomor 98/Pid.Sus-Anak/2020/PN Plg, Putusan Nomor 49/Pid.Sus-Anak/2020/PN. Plg dan Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Plg. Jenis penelitian yuridis normatif, didukung dengan penelitian empiris. Sumber data penelitian bahan, yaitu hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi lapangan, alat pengumpulan data berupa studi pustaka dan studi lapangan, analisis data dengan metode kualitatif. Landasan terjadinya disparitas dalam penjatuhan pemidanaan terhadap anak sebagai perantara jual beli narkotika, yaitu faktor hukum itu sendiri, hukum pidana di Indonesia hakim mempunyai kebebasan yang sangat luas untuk memilih jenis pidana yang dikehendaki, sehubungan dengan pengunaan sistem altenatif di dalam pengancaman pidana di dalam KUHP tampak beberapa pidana pokok sering kali diancamkan kepada pelaku tindak pidana yang sama secara alternatif. Disparitas pemidanaan terhadap anak sebagai perantara jual beli narkotika, latar belakang atau motif terdakwa melakukan tindak pidana, rekam jejak terdakwa dalam melakukan kejahatan, peran terdakwa dalam kejahatan, tingkat pemahaman terdakwa, cara melakukan tindak pidana antara pelaku yang satu dengan pelaku yang lain berbeda, dan jumlah barang bukti. Pertimbangan hakim pada disparitas pemidanaan terhadap anak sebagai perantara jual beli narkotika dalam putusan yaitu latar belakang di dalam persidangan, fakta persidangan dimana apakah anak ini sudah pernah melakukan perbuatannya atau baru pertama kali, latar belakang anak yang dilihat dari masih sekolah atau putus sekolah, dan menerima hasil laporan penelitian dari balai pemasyarakatan Palembang kepada pihak keluarga yaitu latar belakang orangtua, keluarga anak, pergaulan atau pertemanan anak. Perbedaan pada Putusan Nomor 98/Pid.Sus-Anak/2020/PN Plg, Putusan Nomor 49/Pid.Sus Anak /2020/ PN Plg dan Putusan Nomor 2/Pid.Sus-Anak/2021/PN Plg, yaitu ada anak sebagai pelaku perantara jual beli narkotika yang mengaku sudah lama melakukan tindak pidana narkotika, menurut hasil penelitian Balai Pemasyarakatan Palembang, jumlah barang bukti yang terdapat didalam persidangan, keterangan saksi dan latar belakang keluarga dan anak.