| dc.description.abstract | Basis gigi tiruan adalah bagian dari gigi tiruan yang berkontak langsung dengan
mukosa mulut dan tempat terletaknya anasir gigi. Basis gigi tiruan pada umumnya
dibuat menggunakan bahan resin akrilik polimerisasi panas. Salah satu sifat mekanis
dari bahan ini yang harus diperhatikan adalah kekuatan transversal di mana stres
diterapkan pada gigi tiruan selama pengunyahan. Kekuatan transversal resin akrilik
tergantung pada banyak faktor termasuk berat molekul polimer, kandungan monomer
sisa, komposisi plasticizer, ketebalan basis gigi tiruan, jenis pemolesan dan porositas.
Resin akrilik polimerisasi panas memiliki kekurangan yaitu salah satunya mudah
mengalami fraktur dan permasalahan tersebut dapat dicegah dengan cara meningkatkan
kekuatan resin akrilik terutama pada kekuatan transversalnya. Cara untuk
meningkatkan kekuatan resin akrilik yaitu dengan memodifikasi struktur kimia resin
akrilik dan penambahan bahan penguat pada resin akrilik. Penambahan bahan penguat
ke dalam kandungan monomer dapat meningkatkan kekuatan berbagai sifat mekanik
seperti kekuatan impak, transversal, tensil dan kekerasan. Salah satu bahan penguat
yang digunakan adalah cangkang telur bebek. Tingginya CaCO3 menjadikan cangkang
telur bebek sebagai komoditas yang berpotensi sebagai bahan pemula biokompatibel
material. Hal ini terjadi karena adanya ikatan reaksi CaCO3 dengan polimetil metakrilat
dan metil metakrilat yang mengakibatkan CaCO3 menggumpal karena memiliki energi
yang tinggi sehingga CaCO3 terbukti meningkatkan kekuatan dengan penyatuan antara
bahan penguat dan polimetil metakrilat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pada penambahan cangkang telur bebek 2,5% dan 5% sebagai
bahan penguat basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas terhadap kekuatan
transversal. Rancangan penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan sampel
yang digunakan adalah resin akrilik polimerisasi panas yang berasal dari model induk
yang terbuat dari logam dengan ukuran 65 x 10 x 2,5 ± 0,5 mm. Jumlah sampel untuk
tiga kelompok adalah sebanyak 33 sampel. Sampel tersebut akan di uji menggunakan
uji analisis univarian untuk mengetahui nilai rerata dan standar deviasi nilai kekuatan
transversal masing-masing kelompok. Serta uji Anova satu arah dan uji LSD untuk
mengetahui pengaruh nilai kekuatan transversal setelah penambahan 2,5% dan 5%
cangkang telur bebek sebagai bahan penguat. Uji Anova satu arah menunjukkan
adanya pengaruh penambahan 2,5% dan 5% cangkang telur bebek sebagai bahan
penguat basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas terhadap kekuatan transversal
dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05). Berdasarkan hasil uji LSD dapat terlihat perbedaan
bermakna pada kelompok kontrol dengan kelompok setelah penambahan 2,5%
cangkang telur bebek sebagai bahan penguat dengan nilai p = 0.001 (p<0.05),
kelompok kontrol dengan kelompok setelah penambahan 5% cangkang telur bebek
sebagai bahan penguat dengan nilai p = 0.001 (p<0.05) dan kelompok setelah
penambahan 2,5% cangkang telur bebek sebagai bahan penguat dengan kelompok
setelah penambahan 5% cangkang telur bebek sebagai bahan penguat dengan nilai p =
0.001 (p<0.05). Nilai kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas yang paling
tinggi terdapat pada kelompok setelah diberi 5% cangkang telur bebek sebagai bahan
penguat, diikuti dengan kelompok setelah diberi 2,5% cangkang telur bebek sebagai
bahan penguat lalu diikuti dengan kelompok kontrol | en_US |