| dc.description.abstract | Penyakit Ginjal merupakan kelainan yang mengenai organ Ginjal. Penyakit ini timbul akibat berbagai faktor, misalnya infeksi, tumor, kelainan bawaan, penyakit metabolik atau degeneratif, dan lain-lain. Penyakit Ginjal kronik, biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya menahun. Pasien dengan penyakit ginjal kronik membutuhkan terapi pengganti ginjal (TPG) untuk mempertahankan hidup. Keberhasilan terapi penyakit ginjal kronik sangat bergantung pada keterlibatan pasien dalam menjaga diet dan cairan. Manajemen cairan pada pasien hemodialisa sangat penting guna mengurangi resiko kelebihan cairan dan merupakan faktor penting yang dapat menentukan keberhasilan terapi hemodialisa. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh penerapan manajemen cairan terhadap kelebihan cairan pada pasien hemodialisa. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan metode pre test dan post test with kontrol group. Sampel penelitian ini adalah 90 responden yang dibagi dalam dua kelompok, 45 kelompok intervensi dan 45 kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data penelitian menggunakan instrumen panduan manajemen cairan, chart pemantauan intake output cairan, lembar pencatatan berat badan, timbangan berat badan dan gelas ukur. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh manajemen cairan terhadap nilai IDWG antara kelompok intervensi setelah manajemen cairan dengan kelompok kontrol tidak begitu berpengaruh oleh beberapa faktor yakni kurangnya dukungan dari keluarga, homogenitas dari nilai IDWG tidak sama dan keterbatasan waktu dan tenaga dari peneliti (t=-1.58, p=0.118). Hasil penelitian ini dapat merekomendasi bahwa penerapan manajemen cairan dengan dukungan keluarga dapat menjadi salah satu tindakan untuk mengurangi kelebihan cairan pada pasien hemodialisa. | en_US |
