dc.description.abstract | Penelitian ini berjudul ―Struktur dan Fungsi Musik Nasyid pada Pesta
Pernikahan di Dusun Cinta Damai, Desa Aek Batu, Kecamatan Torgamba,
Kabupaten Labuhanbatu Selatan.‖ Nasyid berasal dari bahasa Arab yang berarti
senandung. Kata ini mengalami penyempitan makna dari senandung secara
umum, menjadi senandung yang bernafaskan Islam.
Metode yang penulis gunakan dalam menganalisis upacara, fungsi musik,
dan struktur ritme ini adalah melalui: studi pustaka, media sosial, internet,
pengamatan terlibat, wawancara, perekaman data baik berupa audio, visual,
maupun audio visual. Data-data lapangan kemudian diolah di laboratorium yang
bersifat etnomusikologis. Teori yang penulis gunakan adalah : Untuk menkaji
upacara penulis menggunakan teori Koentjaraningrat (1985:234), untuk mengkaji
fungsi musik nasyid pada pesta pernikahan penulis menggunakan teori fungsi
musik dari Allan. P. Merriam (1964:219-226), untuk mengkaji struktur musik
Nasyid penulis menggunakan teori analisis waktu di dalam musik oleh William
P. Malm (terjemahan Takari, 2003).
Hasil yang diperoleh penulis adalah sebagai berikut. Dari sisi jalannya
upacara tepung tawar dalam pesta pernikahan, maka dapat diklasifikasikan ke
dalam 3 tahapan. (1) Pembentukan panitia pesta pernikahan yang dilakukan
seminggu sebelum hari pesta pernikahan berlangsung, (2) Upacara tepung tawar
pada acara pembukaan dalam pesta pernikahan, (3) Pembubaran panitia pesta
pernikahan yang dilakukan sehari setelah pesta pernikahan. Yang kedua, fungsi
musik nasyid pada pesta pernikahan di dusun Cinta Damai adalah sebagai berikut.
Fungsi musik Nasyid dalam pesta pernikahan adalah: (1) Untuk mengabsahkan
upacara tepung tawar, (2) Sebagai ekspresi emosi gembira dan sekaligus sedih,
(3) Sebagai sarana doa kepada Tuhan, (4) Sebagai sarana hiburan, (5) Sebagai
upaya melestarikan budaya. Dari kajian struktur transkripsi yang penulis kaji
diperoleh hasil-hasil sebagai berikut: (1) Transkrip pertama dan kedua
menggunakan acuan meter empat, namun pada transkrip kedua mengalami
perubahan di tengah pertunjukan dan kembali lagi pada akhir pertunjukan, (2)
taktus nasyid Assalamu‘alaikum berkisar 111 ketukan dasar per menit sedangkan
taktus nasyid Marhaban berkisar 83 ketukan dasar per menit, (3) unsur-unsur
pembentuk waktunya adalah memakai jenis-jenis ritme tunggal, dupel, kuadrupel,
dan tanda-tanda istirahat yang dikomposisikan sedemikian rupa. | en_US |