Disharmonisasi Keluarga Selaput Kosong di Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang

Abstract

The title adopted in this study is Disharmonization of Empty Membrane Families in Manunggal Village, Labuhan Deli District, Deli Serdang Regency. In this study, the author wants to see what causes conflict and how the conflict resolution efforts are carried out by husband and wife in the empty membrane family. Empty membrane families are defined as family members who live in one house but do not create good interaction and cooperation with each other so that they fail to provide emotional support with other family members.This study uses a descriptive method with a qualitative approach. This method aims to reveal and analyze events or facts that are happening in society. Determination of informants in this study using snowball sampling technique, by interviewing 10 informants, namely 8 key informants and 2 additional informants. The presentation of the data in this study uses Lewis A. Coser's conflict theory to analyze the conflicts that occur in the empty membrane family in Manunggal Village. Conflict or disputes in society, often regarded as a problem that negative (disfunctional), which can spoil the peace. This in in contrast to Lewis A. Coser, who actually has a different view of conflict. For Coser, the conflict would have a “functionality” positive in the community. The results of this study, the conflict that occur between husband and wife in an empty membrane family in Manunggal Village which the reseacher examines through Coser’s conflict theory not only have a negatif impact but also have a positive impact. The negative impact is that husband nd wife have prolonged conflicts, fail to carry out their roles in the family and lost trust. The positive impact can be seen through a safety valve, for examples by adjusting to their partner, compromising with each other, husband and wife having the same goal, namely children make them stronger to maintain the integrity of the household.

Judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah Disharmonisasi Keluarga Selaput Kosong Di Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang. Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat apa yang menyebabkan terjadinya konflik dan bagaimana upaya penyelesaian konflik yang dilakukan suami istri dalam keluarga selaput kosong tersebut. Keluarga selaput kosong diartikan sebagai anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah namun tidak tercipta interaksi dan kerjasama yang baik satu sama lain sehingga gagal memberikan dukungan emosional dengan anggota keluarga yang lainnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini bertujuan untuk mengungkapkan dan menganalisis kejadian atau fakta yang sedang terjadi dalam masyarakat. Penentuan informan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik snowball sampling, dengan mewawancarai 10 informan, yaitu 8 informan kunci dan 2 informan tambahan. Penyajian data dalam penelitian ini menggunakan teori konflik Lewis A. Coser untuk menganalisis konflik yang terjadi pada keluarga selaput kosong di Desa Manunggal. Konflik atau perselisihan yang terjadi dalam masyarakat, seringkali dianggap sebagai suatu masalah yang negatif (disfungsioanal) yang dapat merusakkan perdamaian. Hal ini berbeda dengan Lewis A. Coser yang justru memiliki pandangan lain terhadap konflik. Bagi Coser, konflik justru memiliki fungsionalitas dalam masyarakat. Dari hasil penelitian ini, konflik yang terjadi suami istri dalam keluarga selaput kosong di Desa Manunggal yang peneliti telaah melalui teori Konflik Coser tidak hanya menjadikan dampak negatif tetapi juga berdampak positif. Dampak negatifnya membuat suami istri konflik berkepanjangan, gagal menjalankan peran dalam keluarga dan kehilangan kepercayaan. Dampak positifnya dapat dilihat melalui penyelesaian konflik yang dilakukan suami istri melalui katup penyelamat (safety valve), misalnya dengan menyesuaikan diri dengan pasangan, berkompromisatu sama lain dan suami istri memiliki tujuan yang sama, yaitu anak-anak yang membuat mereka lebih kuat untuk tetap mempertahanan keutuhan rumah tangga