Efek Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Cermai (Phyllanthus Acidus (L.) Skeels) terhadap Tikus Jantan Normal dan Diinduksi Siklofosfamid

Abstract

The immune system is the body's defense mechanism in charge of responding to attacks from outside our body. Cyclophosphamide is an alkylating agent antineoplastic drug that is commonly used to treat cancer. However, the use of cyclophosphamide causes a decrease in the body's immune system, by reducing the proliferation of lymphocytes. Ethanol extract of cermai leaf (EECL) contains flavonoids and saponins that have an immunomodulatory effect by acting on lymphokines (interferon ) produced by T cells so that it will stimulate phagocytic cells and increase the production of cytokines such as interleukins and interferons. EECL was obtained by maceration using ethanol as a solvent. The trial animals were male rats which were divided into 2 large groups, namely normal rats without cyclophosphamide induction and rats induced by cyclophosphamide which were given extract on the first day until day 14, on 4th day the animals were infected with 2% sheep red blood cells. in the group induced with cyclophosphamide 70 mg/kg bw on 8th and 13th day, then immunomodulatory activity was tested by analysis of total leukocytes, leukocyte differential, antibody titer and delayed-type hypersensitivity. EECL doses of 100, 200, and 400 mg/kg bw without cyclophosphamide induction or induced by cyclophosphamide can increase the total leukocyte count and leukocyte differential with a significant difference in the negative group (p < 0.05) and not significantly different with levamisole and the normal group (p > 0.05). The results of antibody titer testing at EECL doses of 100, and 200 mg/kg bw without cyclophosphamide induction could increase the antibody titer value with a significant difference against the negative group (p < 0.05), and at a dose of 400 mg/kg bw the most effective dose in increasing antibody titer value because the results showed here was no significant difference with levamisole and the normal group (p > 0.05). In immunosuppressed group of rats (induced by cyclophosphamide) EECL doses of 100, 200 mg/kg bw, and 400 mg/kg bw were able to increase the antibody titer value was seen from a significant difference to the negative group (p < 0.05) but also still significantly different from the levamisole group (p < 0.05) because cyclophosphamide is an immunosuppressor that can reduce the immune response. The results of the delayed-type hypersensitivity test of EECL at doses of 100, 200, and 400 mg/kg bw without cyclophosphamide induction or induced with cyclophosphamide could increase the volume of rat paws with a significant difference to the negative group (p < 0.05) and not significantly different from levamisole and normal group (p > 0.05). Based on the results of this study, EECL can increase total leukocytes and leukocyte differential most effectively at 100 mg/kg bw, increase the antibody titer value most effectively at 400 mg/kg bw, and increase delayed-type hypersensitivity most effectively at 100 mg/kg. bb, so that EECL is effective as an immunomodulator

Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah mekanisme pertahanan tubuh yang bertugas merespon atau menanggapi serangan dari luar tubuh kita. Siklofosfamid merupakan obat antineoplastik golongan alkylating agent yang umum digunakan untuk penanganan kanker. Namun, penggunaan siklofosfamid menyebabkan penurunan sistem imun tubuh, dengan menurunkan proliferasi limfosit. Ekstrak etanol daun cermai (EEDC) mengandung flavonoid dan saponin yang memiliki efek imunomodulator dengan cara bekerja terhadap limfokin (interferon γ) yang dihasilkan oleh sel T sehingga akan merangsang sel-sel fagosit dan meningkatkan produksi sitokin seperti interleukin dan interferon. EEDC diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol. Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu tikus normal tanpa induksi siklofosfamid dan tikus yang diinduksi siklofosfamid yang kemudian diberikan ekstrak pada hari pertama sampai hari ke 14, pada hari ke 4 hewan uji diinfeksi dengan sel darah merah domba 2% pada kelompok yang diinduksi dengan siklofosfamid 70 mg/kg bb dilakukan pada hari ke 8 dan 13 selanjutnya diuji aktivitas imunomodulator dengan metode analisis total leukosit, diferensial leukosit, titer antibodi dan hipersensitivitas tipe lambat. EEDC dosis 100, 200, dan 400 mg/kg bb tanpa induksi siklofosfamid maupun diinduksi dengan siklofosfamid dapat meningkatkan jumlah total leukosit dan diferensial leukosit dengan perbedaan yang signifikan terhadap kelompok negatif (p < 0,05) dan tidak berbeda signifikan dengan levamisole dan kelompok normal (p > 0,05). Hasil pengujian titer antibodi pada EEDC dosis 100, dan 200 mg/kg bb tanpa induksi siklofosfamid dapat meningkatkan nilai titer antibodi dengan perberbedaan yang signifikan terhadap kelompok negatif (p < 0,05), dan pada dosis 400 mg/kg bb paling efektif meningkatkan nilai titer antibodi karena menunjukkan hasil tidak berbeda signifikan dengan levamisole dan kelompok normal (p > 0,05). Pada kelompok tikus yang dalam keadaan imunosupres (diinduksi dengan siklofosfamid) EEDC dosis 100, 200 mg/kg bb, dan 400 mg/kg bb mampu meningkatkan nilai titer antibodi dilihat dari perbedaan yang signifikan terhadap kelompok negatif (p < 0,05) tetapi juga masih berbeda signifikan terhadap kelompok levamisole (p < 0,05) karena siklofosfamid bersifat imunosupresor yang dapat menurunkan respon imun. Hasil pengujian hipersensitivitas tipe lambat EEDC dosis 100, 200, dan 400 mg/kg bb tanpa induksi siklofosfamid maupun diinduksi dengan siklofosfamid dapat meningkatkan volume kaki tikus dengan perbedaan yang signifikan terhadap kelompok negatif (p < 0,05) dan tidak berbeda signifikan dengan levamisole dan kelompok normal (p > 0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan EEDC dapat meningkatkan total leukosit dan diferensial leukosit paling efektif pada dosis 100 mg/kg bb, meningkatkan nilai titer antibodi paling efektif pada dosis 400 mg/kg bb, dan meningkatkan hipersensitivitas tipe lambat paling efektif pada dosis 100 mg/kg bb, sehingga EEDC efektif sebagai imunomodulator.