Uji Toksisitas Subkronik dan Teratogenik Ekstrak Etanol Daging Buah Mahkota Dewa

Abstract

Mahkota Dewa is known as one of the medicinal plants in Indonesia. Almost all parts of the plant contain chemicals that are useful for medicine. In the skin of the fruit there are alkaloids, saponins, and flavonoids; while the fruit contains alkaloids, tannins, flavonoids, phenols, saponins, lignans, essential oils, and sterols. Flavonoids are the most abundant compounds found in the flesh of Mahkota Dewa. Medicinal plants that are often used by the public must be tested for potential toxic effects to ensure the safety of the plants when used. In this study, The flesh of Mahkota Dewa used as a test material to determine the toxic effects that may occur in long-term use and to assess whether these plants are safe to use in pregnant women. . The purpose of this study was to determine the possible toxic effects of long-term use and to assess whether the ethanol extract of Mahkota Dewa fruit flesh is safe for use in pregnant women. This research was started by making the ethanol extract of Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) Fruit . Group I as a control group given Na-CMC 0,5 %, group II, III and IV as the treatment group were given ethanol extract of Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) Fruit at dose of 100, 500 and 1000 mg / kg bb, satellite control group V as Na-CMC 0,5 % and the group VI as a satellite dose of 1000 mg/ kg bw, then carried out observations of mice for 90 days and followed 28 days for the group of satellites, the parameters observed toxic symptoms are tremors, salivation, diarrhea, fatigue, changes fur and skin, eye mucosal changes, the road back and the road using the abdomen, weight loss, mortality, macroscopic examination and microscopic organ, clinical chemistry and hematology examination, To test the teratogenic,The test preparation was administered orally using an oral sonde every day on day 6 to day 15 of pregnancy, on the 19 day the animals dissected and observed internal malformations and sceletal malformations, Data was analyzed by one-way ANOVA followed by Tukey post-hoc test using the Statistical Product and Service Solutions (SPSS). The results of the subchronic toxicity of Phaleria macrocarpa did not show a toxic effect, did not increase the levels of alanine aminotransferase (AST), aspartate transaminase (ALT) and creatinine and had no effect on blood hematology in male and females rats where the results of statistical analysis showed no significant difference with the control group (p> 0.05), but the microscopic results of liver tissue showed liver damage which was characterized by sinusoidal dilatation, hydropic degeneration and necrosis at a dose of 1000 mg/kg bw and the condition is reversible. The results of the teratogenic showed that no fetuses had external malformations in the control or test groups. On observation of the fetal skeletal appearance, all skeletal bone preparations were normal. Based on the results, it can be concluded that the ethanol extract of Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl Fruit on testing subchronic cause toxic effects at dose of 1000 mg / kg bb that are reversible and on testing teratogenic did not cause teratogenic effects on the fetus during the period of organogenesis at doses of 100 mg/kg bw, 500 mg/kg bw, and 1000 mg/kg bw.

Mahkota dewa dikenal sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia. Hampir seluruh bagian tanaman memiliki kandungan kimia yang bermanfaat untuk dijadikan obat. Penggunaan tanaman mahkota dewa yang semakin berkembang oleh masyarakat untuk berbagai penyakit, diperlukan serangkaian uji toksisitas untuk mendapatkan sediaan obat yang aman digunakan manusia. Tujuan Penelitian untuk mengetahui efek toksik yang mungkin terjadi pada penggunaan jangka panjang dan menilai apakah ekstrak etanol daging buah mahkota dewa aman digunakan pada wanita hamil. Penelitian ini diawali dengan pembuatan ekstrak etanol daging buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl). Kelompok I sebagai kontrol diberikan Na-CMC 0,5%, kelompok II, III dan IV sebagai kelompok perlakuan diberi ekstrak etanol daging buah mahkota dewa dosis 100, 500 dan 1000 mg/kg bb, kelompok V sebagai satelit kontrol Na-CMC 0,5% dan kelompok VI sebagai satelit ekstrak etanol daging buah mahkota dewa dosis 1000 mg/kg bb, Kemudian dilakukan pengamatan terhadap tikus selama 90 hari dan dilanjutkan 28 hari untuk kelompok satelit, parameter yang diamati meliputi gejala toksik yaitu tremor, salivasi, diare, lemas, perubahan bulu dan kulit, perubahan mukosa mata, jalan mundur dan jalan menggunakan perut, berat badan, kematian, pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik organ, pemeriksaan kimia klinik dan hematologi, Pada pengujian teratogenik, Sediaan uji diberikan secara oral menggunakan oral sonde setiap hari pada hari ke-6 sampai hari ke-15 kehamilan, pada hari ke-19 hewan dibedah lalu diamati malformasi internal dan malformasi skeletal. Data dianalisis dengan metode one-way ANOVA dilanjutkan dengan uji post-hoc tukey menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS). Hasil penelitian uji toksisitas subkronik Ekstrak etanol daging buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) tidak menunjukkan efek toksik, tidak meningkatkan kadar Alanine aminotransferase (AST), Aspartate transaminase (ALT) dan kreatinin serta tidak berpengaruh terhadap hematologi darah pada tikus jantan dan betina dimana hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dengan kelompok kontrol (p> 0,05), tetapi pada hasil mikroskopik jaringan hati terlihat adanya kerusakan hati yang ditandai dengan terjadinya dilatasi sinusoid, degenerasi hidropik dan nekrosis pada dosis 1000 mg/kg bb dan keadaan tersebut bersifat reversible. Hasil uji teratogenik, tidak ada fetus yang mengalami malformasi eksternal pada kelompok kontrol maupun kelompok uji. Pada pengamatan tampilan skeletal fetus, semua preparat tulang kerangka normal. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daging buah mahkota dewa pada pengujian subkronik menimbulkan efek toksik pada dosis 1000 mg/kgBB yang bersifat reversibel dan pada pengujian teratogenik tidak menimbulkan efek teratogenik terhadap fetus selama periode organogenesis baik pada dosis dosis 100 mg/kg bb, 500 mg/kg bb, dan 1000 mg/kg bb.