Show simple item record

dc.contributor.authorGalua, Erma Putri Anas
dc.date.accessioned2022-05-27T07:08:50Z
dc.date.available2022-05-27T07:08:50Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/48731
dc.description.abstractThe Covid-19 pandemic that spread rapidly throughout the world, including in Moawo Village Gunungsitoli Subdistrict, Gunungsitoli City resulted in the paralysis of all living systems, including in the learning system. This causes the learning system to turn into online learning. Adaptation is carried out by the whole community, especially lower-class families. Adaptation by lower-class families is more difficult because of the many obstacles that occur in adapting to online learning. This research aims to find out the adaptations made by lower-class families during online learning and its constraints. In this study, Oberg's Culture Shock theory used the culture shock theory as an analysis to look at the adaptations that occur as a result of changes from face-to-face learning to online learning. This research is conducted with qualitative research methods with observation data collection techniques, in-depth interviews and documentation. The results of this study showed that lower-class families have fairly good adaptability. The achievement of the adaptation of the lower class family consists of 33.33% able to adapt fully, 44.44% able to adapt despite still experiencing some obstacles. Obstacles that occur in the adaptation of lower-class families in online learning are the limitations of parents in operating online learning, the limitations of parents in controlling during the online learning process, and the limitations of parents in helping their children understand the material provided online.en_US
dc.description.abstractPandemi Covid-19 yang menyebar secara cepat di seluruh dunia, termasuk di Desa Moawo Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli mengakibatkan lumpuhnya semua sistem kehidupan, termasuk dalam sistem pembelajaran. Hal ini menyebabkan sistem pembelajaran berubah menjadi pembelajaran daring. Adaptasi dilakukan oleh seluruh masyarakat, terutama keluarga kelas bawah. Adaptasi yang dilakukan oleh keluarga kelas bawah lebih sulit dikarenakan banyak kendala yang terjadi dalam beradaptasi terhadap pembelajaran daring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adaptasi yang dilakukan oleh keluarga kelas bawah selama pembelajaran daring dan kendalanya. Dalam penelitian ini menggunakan teori Culture Shock Oberg sebagai analisis dalam melihat adaptasi yang terjadi akibat perubahan dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara secara mendalam dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan keluarga kelas bawah memiliki kemampuan beradaptasi yang cukup baik. Capaian hasil adaptasi keluarga kelas bawah terdiri dari 33,33% mampu beradaptasi secara penuh, 44,44% mampu beradaptasi meskipun masih mengalami beberapa kendala. Kendala yang terjadi dalam adaptasi keluarga kelas bawah dalam pembelajaran daring yaitu keterbatasan orang tua dalam mengoperasikan pembelajaran daring, keterbatasan orang tua dalam mengontrol selama proses pembelajaran daring, dan keterbatasan orang tua dalam membantu anaknya memahami materi yang diberikan secara daring.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectAdaptasien_US
dc.subjectPembelajaran Daringen_US
dc.subjectKeluarga Kelas Bawahen_US
dc.titleAdaptasi Keluarga Kelas Bawah terhadap Pembelajaran Daring Selama masa Pandemi Covid-19 di Desa Moawo, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitolien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM170901051
dc.description.pages142 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record