Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Buruh Harian Lepas dan Keluarga Buruh Tetap (Studi Deskriptif di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Dusun Hulu Nagori Dusun Ulu Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun)
Abstract
Research on the social condition economy of a family laborers off BHL and laborers fixed aims to look at how a system wages, social and economic conditions, and culture of both laborers consumption. The wages paid by would be seen, bring a big influence or not on the welfare of labor. Considering research previous stated that daily laborers off are still considered to be weak his labor than fixed in a company. It is also the spur of researchers do the same thing also the case of workers in this research. Order to search for data accurate, methods used is the method descriptive with a qualitative approach, that is ways scientific get the data valid, with a goal may be found, developed and provable. The discovery of data the field show that laborers off and workers is still a two types of a laborer who shaded by the company different. Laborers to remain below the shade or under responsibility of PT Perkebunan Nusantara III, while laborers off is at shade CV/partnerships/contractor. Therefore wages obtained laborers off and workers are different. Wages obtained by workers stay off ptpn 3 includes basic wages, fixed allowance, and social benefits, accumulated that target provincial minimum wage (UMP) North Sumatra, because estate be area North Sumatra. Workers are can ride the or strip (/) the company of, based on achievement labors in its productivity so will increase wages. In contrast to laborers off, only wage on the day work just, so they do not get compensation social like laborers fixed received donation social. Of wages obtained, the finding in the research indicated wages affect social and economic conditions, both in terms of health, education, social interaction and social organization, standard and consumption patterns, housing, and culture (consumerism) consumption. Wages were able to keep welfare workers but not able to prosper laborers off, so the chance to being consumptive also dominated by workers fixed. Penelitian mengenai kondisi sosial ekonomi keluarga Buruh Harian Lepas (BHL) dan buruh tetap bertujuan untuk melihat bagaimana sistem upah, kondisi sosial ekonomi, serta budaya konsumtif dari kedua buruh. Upah yang diterima akan dilihat, membawa pengaruh yang besar atau tidak terhadap kesejahteraan buruh. Mengingat kajian-kajian terdahulu menyatakan bahwa buruh harian lepas masih dianggap lemah kedudukannya dibanding buruh tetap pada suatu perusahaan. Hal ini pula yang memacu peneliti apakah hal yang sama juga dialami oleh buruh dalam penelitian ini. Untuk mencari data akurat, metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang merupakan cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan. Penemuan data lapangan menunjukkan bahwa buruh lepas dan buruh tetap adalah dua jenis buruh yang dinaungi oleh perusahaan berbeda. Buruh tetap berada dibawah naungan atau dibawah tanggung jawab PT Perkebunan Nusantara III, sedangkan buruh harian lepas berada pada naungan CV/rekanan/kontraktor. Oleh karenanya upah yang didapat buruh harian lepas dan buruh tetap berbeda. Upah yang didapatkan oleh buruh tetap dari PTPN 3 mencakup upah pokok, tunjangan tetap, dan santunan sosial, yang diakumulasikan sehingga melebihi target Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumatera Utara, karena perkebunan berada diwilayah Sumatera Utara. Buruh tetap juga bisa naik golongan atau strip(/) golongan, berdasarkan prestasi buruh dalam produktivitasnya sehingga akan meningkatkan upahnya. Berbeda halnya dengan buruh harian lepas, yang hanya diupah pada hari bekerja saja, sehingga tidak mendapatkan santunan sosial seperti halnya buruh tetap yang mendapat santunan sosial. Dari upah yang didapat, temuan dalam penelitian ini menunjukkan upah mempengaruhi kondisi sosial ekonomi, baik dari segi kesehatan, pendidikan anak, interaksi sosial dan organisasi sosial, taraf dan pola konsumsi, perumahan, serta budaya konsumsi (konsumerisme). Upah yang didapat mampu mensejahterahkan buruh tetap tetapi tidak mampu mensejahterakan buruh harian lepas, sehingga peluang untuk menjadi konsumtif juga didominasi oleh buruh tetap.
Collections
- Undergraduate Theses [939]