Potensi Konflik Keberadaan Wisata Aek Sijorni di Desa Aek Libung Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan

Abstract

Tourism is one source of foreign exchange for the Indonesian government. The government continues to seek to increase the country's foreign exchange through tourism activities, one of them by increasing local tourism. The potential of local tourism can be in the form of nature tourism, artificial tourism and special tours. Each region that has various potentials of local or regional tourism will be managed and developed to meet the needs of the community, both economically and non-economically. One area that has the potential of local tourism is Aek Libung Village, the village has a very beautiful tourism potential that is Aek Sijorni Tourism. This study discusses the potential conflict of existence Aek sijorni Tourism which aims to find out and explore any conflicts that occur in this Aek Sijorni Tour. The method used in this research is qualitative method with descriptive research type. The research location is located in Aek Libung Village, Sayur Matinggi Subdistrict, South Tapanuli Regency. The technique used in determining the subject of research is the Exponential Discriminative Snowball modle model is a selective model developed by researchers in the field means based on several considerations and selective actions of researchers. Data collection techniques used were observation, in-depth interviews, and documentation. In this study the author uses Karl Marx's theory of Economics. The results of the field study show that there are several conflicts that occurred in this Aek Sijorni Tour (1) conflict between landowners with local youth, with economic motives, power, and dislike. (2) conflicts between visitors with landowners, who are economically motivated. (3) conflict between visitors with visitors, with a vengeful motive. (4) local youth conflicts with visitors, with power, economic, and sexuality motives. In the conflict between local youth and visitors there is a violation of values and norms, in which young people who visit the Aek Sijorni Tourism violate the values and norms so they get sanction in the form of gossip, reprimand and threatened.

Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa bagi pemerintahan Indonesia. Pemerintah terus berusaha untuk menambah devisa negara melalui kegiatan pariwisata, salah satunya dengan cara meningkatkan pariwisata lokal.Potensi pariwisata lokal bisa berupa wisataalam, wisata buatan maupun wisata khusus. Setiap daerah yang memiliki berbagai potensi pariwisata lokal atau daerah akan dikelola serta dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik secara ekonomi maupun non ekonomi.Salah satu wilayah yang memiliki potensi wisata lokal adalah Desa Aek Libung, Desa tersebut memiliki potensi wisata yang sangat indah yaitu Wisata Aek Sijorni. Penelitian ini membahas tentang potensi konflik keberadaan Wisata Aek sijorni yang bertujuan untuk mengetahui dan menggali konflik apa saja yang terjadi didalam Wisata Aek Sijorni ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Lokasi penelitian berada di Desa Aek LibungKecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan. Teknik yang digunakan dalam menentukan subjek penelitian adalah Exponential Discriminative Snowball modle model ini adalah model selektif yang dikembangkan oleh peneliti dilapangan artinya berdasarkan beberapa pertimbangan dan tindakan selektif peneliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Karl Marx mengenai Ekonomi. Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa ada beberapa konflik yang terjadi di Wisata Aek Sijorni ini yaitu (1) konflik antar pemilik tanah dengan pemuda setempat, dengan motif ekonomi,kekuasaan, dan ketidaksukaan. (2) konflik antar pengunjung dengan pemilik tanah, yang bermotif ekonomi. (3) konflik antar pengunjung dengan pengunjung, dengan motif dendam. (4) konflik antar pemuda setempat dengan pengunjung, dengan motif kekuasaan, ekonomi, dan seksualitas. Di dalam konflik antar pemuda setempat dan pengunjung terdapat pelanggaran nilai dan norma, dimana pemuda-pemudi yang berkunjung ke Wisata Aek Sijorni ini melakukan pelanggaran nilai dan norma sehingga mereka mendapatkan sanksi berupa digosipi,di tegur dan di ancam.