Pengaruh Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) terhadap Gaya Friksi pada Kawat Ortodonti Stainless Steel
Abstract
Salah satu cara untuk mengurangi risiko karies pada pasien ortodonti cekat
adalah dengan penggunaan obat kumur. Kawat ortodonti stainless steel di dalam mulut
yang terpapar obat kumur dapat mengalami korosi yang berpotensi meningkatkan gaya
friksi ketika kawat bergerak sepanjang braket yangdapat mengurangi efisiensi piranti
ortodonti dan menyebabkan pergerakan gigi menjadi lebih lambat. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui besar gaya friksi kawat ortodonti stainless steel setelah
direndam dalam saliva artifisial, chlorhexidine 0,2%, dan ekstrak daun sirih merah
(Piper crocatum) selama 1, 7, dan 14 hari. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental laboratorium. Sampel penelitian ini adalah kawat ortodonti stainless
steel rectangular (Dynaflexâ) 0,016x0,022 inci dengan panjang 5 cm sebanyak 27 buah
yang direndam dalam 3 kelompok larutan perendaman yaitu saliva artifisial,
chlorhexidine 0,2%, dan ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) 10 mg/ml. Sampel
dimasukkan ke dalam inkubator (37oC) selama 1, 7, dan 14 hari kemudian dilakukan
uji gaya friksi dengan Universal Testing Machine dengan kecepatan 10 mm/menit
sepanjang 5 mm. Hasil uji statistik One-Way ANOVA menunjukkan terdapat
perbedaan signifikan antara seluruh kelompok perendaman (p<0,05). Hasil uji Posthoc
LSD menunjukkan perbedaan signifikan antara kelompok saliva artifisial dengan
chlorhexidine 0,2% dan chlorhexidine 0,2% dengan ekstrak daun sirih merah (Piper
crocatum), serta perbedaan yang tidak signifikan antara kelompok saliva artifisial dan
ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) pada waktu perendaman 1, 7, dan 14 hari.
Kesimpulannya, ada perbedaan besar gaya friksi pada kawat ortodonti stainless steel
setelah perendaman dalam saliva artifisal, obat kumur chlorhexidine 0,2%, dan ekstrak
daun sirih merah (Piper crocatum) 10 mg/ml selama 1, 7, dan 14 hari.
Collections
- Undergraduate Theses [1901]
