Analisis Spasial Distribusi Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Iklim dan Kepadatan Penduduk di Kota Medan

Abstract

Medan City with a population of two million people is in an endemic area of dengue hemorrhagic fever. From 2015 to 2020 the average DHF cases in Medan City was 1231 cases per year. The increase in dengue cases is influenced by climate and population density. This research was aimed to analyze spatially the dengue hemorrhagic fever distribution based on climate and population density in Medan City. This research type was an ecological research by using secondary data on temperature, humidity, and rainfall obtained from the BMKG, population density obtained from the Central Statistics Agency, and the number of dengue cases obtained from the Medan City Health Office. The research location was in 21 sub-districts in Medan City. Data were analyzed univariately through Microsoft Excel program and spatially by Overlay method through ArcGIS 10.8 program. The peak distribution of DHF occured from January to February. The peak distribution of DHF was in the hot air temperature interval of 25.3–25.5°C. The peak of the DHF distribution was in the high humidity interval of 79–80%. The peak of DHF distribution was at intervals of high rainfall of 311–353 mm per month. The peak of the distribution of DHF was at the interval of moderate population density of 4,179–9,162 people/km2. The sub-districts of Medan Johor, Medan Selayang, and Medan Deli were areas with high dengue cases. Therefore, special attention was needed, namely early warning in these areas.

Kota Medan dengan jumlah penduduk mencapai dua juta jiwa berada pada daerah endemis penyakit demam berdarah dengue. Pada tahun 2015 hingga 2020 rata-rata kasus DBD di Kota Medan adalah 1231 kasus pertahun. Peningkatan kasus DBD dipengaruhi oleh iklim dan kepadatan penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara spasial distribusi demam berdarah dengue berdasarkan iklim dan kepadatan penduduk di Kota Medan. Jenis penelitian ini adalah studi ekologi dengan menggunakan data sekunder suhu, kelembaban, dan curah hujan diperoleh dari BMKG, kepadatan penduduk diperoleh dari Badan Pusat Statistik, dan jumlah kasus DBD diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan. Lokasi penelitian adalah pada 21 kecamatan di Kota Medan. Data dianalisis secara univariat melalui program Microsoft Excel dan spasial dengan metode Overlay melalui program ArcGIS 10.8. Puncak distribusi kasus DBD terjadi pada bulan Januari hingga Februari. Puncak distribusi kasus DBD berada pada interval suhu udara panas 25,3–25,5°C. Puncak distribusi kasus DBD berada pada interval kelembaban tinggi 79–80%. Puncak distribusi kasus DBD berada pada interval curah hujan tinggi 311–353 mm perbulan. Puncak distribusi kasus DBD berada pada interval kepadatan penduduk sedang 4.179–9.162 jiwa/km2. Kecamatan Medan Johor, Medan Selayang, dan Medan Deli adalah daerah tinggi kasus DBD. Oleh sebab itu, perlu perhatian khusus yaitu peringatan dini pada daerah tersebut.