Perbandingan Nilai Visual Analog Scale (VAS) Postoperatif pada Pemberian Multimodal Analgesia Cox-2 Inhibitor, Acetaminophen, dan Dexamethasone Oral dan Intravena pada Pasien yang Menjalani Bedah Laparotomi di Instalasi Bedah Sentral (IBS) Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Abstract

Introduction: Postoperative pain is a complex physiological reaction to tissue damage due to surgery. One study stated >80% of patients experienced postoperative pain, but only 30-50% of cases received effective treatment. If pain is not controlled, it will prolong the healing process by causing respiratory, excretory, circulatory, and other systemic complications. Although opioids are a method for reducing postoperative pain, many studies are evaluating other routes of pain control to reduce opioid consumption and improve patient recovery. Multimodal analgesia involves the use of various drug combinations, each with a different mechanism of action. A number of agents that can help reduce opiate requirements include NSAIDs, acetaminophen, ketamine, alpha 2 agonists, glucocorticoids, gabapentinoids, and duloxetine. This has the potential to reduce the unwanted effects of opiates such as nausea and vomiting or respiratory depression, and thereby reduce the risk of more serious complications. Objective: To compare the post-operative VAS value in the administration of multimodal analgesia COX-2 inhibitors, Acetaminophen and Corticosteroids by oral and IV routes. Methods: This study used a double-blind randomized clinical trial method in all elective patients who underwent laparotomy surgery with general anesthesia techniques. The data obtained will be analyzed using the One-Way Anova test or the Kruskal-Wallis test. Results: The results of the Kruskal-Wallis test found that there was no significant difference in the VAS data between oral and intravena (p = 0.413). The results of the Kruskal-Wallis test found that there was no significant difference in the oral route VAS data (p = 0.111) and no significant difference in the intravenous route VAS data (p = 0.056). The results of the Mann-Whitney difference test found that there was no significant difference between the oral route and the IV route at T1 (p = 0.609), T2 (p = 0.568), T3 (p = 0.209), T4 (p = 1,000), and T5 ( p=0.355). Conclusion: There was no significant difference in the administration of multimodal analgesia IV or orally to patients undergoing laparotomy at the Central Surgery Installation at Haji Adam Malik Hospital, Medan.

Pendahuluan: Nyeri paska operasi adalah suatu reaksi fisiologis yang kompleks terhadap kerusakan jaringan akibat pembedahan. Suatu penelitian menyatakan >80% pasien mengalami nyeri pasca operasi, namun hanya 30-50% dari kasus menerima perawatan yang efektif. Jika nyeri tidak dikendalikan, maka akan memperpanjang proses penyembuhan dengan menyebabkan komplikasi pernapasan, ekskresi, peredaran darah, dan sistemik lainnya. Meskipun opioid merupakan metode untuk mengurangi nyeri pasca operasi, banyak penelitian mengevaluasi rute lain dari kontrol nyeri untuk mengurangi konsumsi opioid dan meningkatkan pemulihan pasien. Analgesia multimodal melibatkan penggunaan berbagai kombinasi obat, masing-masing dengan mekanisme aksi yang berbeda. Sejumlah agen yang dapat membantu mengurangi kebutuhan opiat termasuk NSAID, asetaminofen, ketamin, agonis alfa 2, glukokortikoid, gabapentinoid, dan duloxetine. Hal ini berpotensi mengurangi efek opiat yang tidak diinginkan seperti mual dan muntah atau depresi pernapasan, dan dengan demikian mengurangi risiko komplikasi yang lebih serius. Tujuan: Untuk mengetahui perbandingan nilai VAS post-operative pada pemberian multimodal analgesia COX-2 inhibitor, Acetaminophen dan Kortikosteroid rute oral dan rute IV. Metode: Penelitian ini menggunakan metode double blind randomized clinical trial pada seluruh pasien elektif yang menjalani bedah laparotomi dengan teknik anestesi general anesthesia. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan uji One-Way Anova atau uji Kruskal-Wallis. Hasil: Hasil uji beda Kruskal-Wallis didapati tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada data VAS rute oral dengan intravena (p=0,413). Hasil uji beda Kruskal-Wallis didapati tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada data VAS rute oral (p=0,111) dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada data VAS rute intravena (p=0,056). Hasil uji beda Mann-Whitney didapati tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rute oral dengan rute IV pada T1 (p=0,609), T2 (p=0,568), T3 (p=0,209), T4 (p=1,000), dan T5 (p=0,355). Kesimpulan: Tidak ditemui adanya perbedaan yang signifikan dalam pemberian multi modal analgesia secara IV maupun oral pada pasien yang menjalani bedah laparotomi di Instalasi Bedah Sentral RSUP Haji Adam Malik Medan.