Optimasi Formula Liposom Sebagai Anti-Aging Minyak Biji Kelor (Moringa oleifera L.) Menggunakan Desain Faktorial 32

Abstract

Moringa seed oil contained fatty acids and vitamin E (Tocopherol) which have high antioxidant activity but it has low stability to temperature and air. The strategy to increase stability can be done by formulating it in the form of liposomes by encapsulating the Moringa seed oil in liposome vesicles containing phosphatidylcholine soy lecithin and cholesterol to increase stability and penetrate well and safely in topical use, this requires an optimum formula to overcome the formation of the best vesicles. This study aimed to evaluate the preparation of anti-aging liposomes from Moringa seed oil from the optimization results of variations in the concentration of phosphatidylcholine soy lecithin and cholesterol using 32factorial design thar met the requirements for evaluating liposome preparations that were stable during storage, has a lower IC50 value for antioxidant activity and has anti-aging activity. Liposomes were made using the Thin Layer Hydration method. Optimization using Software Design Expert 13®32factorial design method with varied concentrations of phosphatidylcholine soy lecithin 8-12% and cholesterol 0.5-1.5%.9 formulas were evaluated for particle size and sorption efficiency as an optimization response. The optimum formula obtained was tested for organoleptic, pH, particle size, entrapment efficiency, zeta potential, shape morphology, stability, antioxidant activity and anti-aging activity. The results of the study showed that the optimization results obtained concentrations of phosphatidylcholine soy lecithin vesicles 9.8% and cholesterol 1.3%, with organoleptic results of milky yellow color, characteristic odor, in the form of thick suspension, pH 6.1, particle size 62.54nm, entrapment efficiency 90.84%, zeta potential -19.06 mV and morphology of round shape and lamellar type Small Unilamellar Vesicle (SUV). Moringa seed oil liposome preparations were stable at low temperature storage (4˚C) for 12 weeks. The antioxidant activity of liposome preparations with IC50 value of 77.81 ppm was in a strong category. The anti-aging activity of liposome preparations was more effective than that of nanoemulsion gel, which showed an increase in water content (71%), pore reduction (64%), reduction of blemishes (72%) and reduction of wrinkles (68%). Based on the description above, it can be concluded from this research that the optimal formulation of Moringa seed oil liposomes has more effective antiaging activity compared to nanoemulsion gel preparations and liposomes obtained an IC50 value in the strong category.

Minyak biji kelor mengandung asam lemak serta mengandung vitamin E (Tokoferol) yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi, namun memiliki stabilitas yang rendah terhadap suhu dan udara. Strategi untuk meningkatkan stabilitas dapat dilakukan dengan memformulasikannya dalam bentuk sediaan liposom dengan mengenkapsulasi minyak biji kelor tersebut di dalam vesikel liposom yang mengandung fosfatidilkolin soy lecithin dan kolesterol sehingga meningkatkan stabilitas serta berpenetrasi dengan baik dan aman dalam penggunaan topikal, hal ini dibutuhkan formula yang optimum untuk mengatasi pembentukan vesikel yang terbaik. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi sediaan liposom anti-aging minyak biji kelor hasil optimasi variasi konsentrasi fosfatidilkolin soy lecithin dan kolesterol dengan menggunakan desain faktorial 32 yang memenuhi syarat evaluasi sediaan liposom yaitu stabil selama penyimpanan, memiliki nilai IC50 yang rendah terhadap aktivitas antioksidan serta memiliki aktivitas anti-aging. Pembuatan liposom dengan menggunakan metode hidrasi lapis tipis (Thin Layer Hydration). Optimasi menggunakan Software Design Expert 13® metode desain faktorial 32 dengan variasi konsentrasi fosfatidilkolin soy lecithin 8%, 10%, 12% dan kolesterol 0,5%, 1%, 1,5%. Sebanyak 9 formula dievaluasi ukuran partikel dan efisiensi penjerapannya sebagai respon optimasi. Formula optimum yang diperoleh diuji secara organoleptis, pH, ukuran partikel, efisiensi penjerapan, zeta potensial, morfologi bentuk, stabilitas sediaan sealam 12 minggu, aktivitas antioksidan serta aktivitas anti-aging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil optimasi diperoleh konsentrasi pada pembentuk vesikel fosfatidilkolin soy lecithin 9,8% dan kolesterol 1,3%, dengan hasil organoleptis warna kuning susu, berbau khas, berbentuk suspensi kental, pH 6,1, ukuran partikel 62,54nm, efisiensi penjerapan 90,84%, zeta potensial -19,06 mV dan morfologi bentuk bulat serta jenis lamelar small unilamellar vesicle (SUV). Sediaan liposom minyak biji kelor stabil pada penyimpanan suhu rendah (4˚C) selama 12 minggu. Aktivitas antioksidan sediaan liposom dengan nilai IC50 77,81 ppm dalam kategori kuat. Aktivitas anti-aging sediaan liposom lebih efektif dibandingkan dengan sediaan nanoemulsi gel terlihat peningkatan kadar air (71%), pengecilan pori (64%),pengurangan noda (72%) serta pengurangan kerutan (68%). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan dari penelitian ini yaitu sediaan liposom minyak biji kelor pada formula yang optimal memiliki aktivitas anti-aging lebih efektif dibandingkan dengan sediaan nanoemulsi gel serta sediaan liposom memperoleh nilai IC50 dengan kategori kuat.