Kajian Potensi Pengembangan Agrowisata pada Desa Wisata Koto Mesjd di Kabupaten Kampar Riau

Abstract

This study discusses the practice of pond culture or tobek which has become a cultural phenomenon in Koto Mesjid Village and its potential that can be developed as a tourist attraction, especially agrotourism. This study tries to identify agrotourism potential and why agrotourism activities do not appear and how big the potential of the pond culture can be used as a tourist spot. The method used in this research is a mixed methods which is a mixture of qualitative and quantitative research. However, the dominant research is qualitative research using ethnographic methods. Researchers went directly to Koto Mesjid Village and lived with residents in the family homes for two full months starting from August 18 to October 18, 2021. The data were collected using various methods such as direct observation of fish farmers who are active in fish ponds. , to the fish processing center, to the People's Breeding Business (UPR), as well as observing the entire village by surrounding the entire village area. Data was also collected through in-depth interviews with various informants such as village heads, owners of houses where researchers live, fish farmers, daily workers, technicians, entrepreneurs, and local residents. As additional data, the researcher also conducted a questionnaire that would be tested using a Likert-5 scale to find out how much agro-tourism potential is in Koto Mesjid Village by conducting a survey of 20 visitors at four tourist attraction locations in Koto Mesjid Village. The results of the study show that Koto Mesjid Village has strong roots in the culture of ponds or tobek. Fish ponds are not only understood as part of a livelihood, but also have historical value in the form of the inheritance of their predecessors, a prestige value where every pond owner is considered a respected person, and a domestic value, namely that the pond is already part of the people's homes there so it is known as "There is no house without Ponds". In addition to describing the culture of ponds in Koto Mesjid Village, this study also shows that ponds in Koto Mesjid Village have big potential to be used as tourism objects for fish farming or agrotourism, especially in aquaculture. The potential is divided into two types, namely (1) Agrotourism Potential Based on Cultivation Activities, (2) and Agrotourism Potential Based on Cultivation Places. The conclusion of this study is that pond culture is an inseparable part of the Koto Mesjid Village community and has the potential to be developed as a tourism attractions.

Penelitian ini mendiskusikan tentang budaya kolam atau tobek di Desa Koto Mesjid serta potensinya yang dapat dikembangkan sebagai objek wisata khususnya agrowisata. Dalam penelitian ini mencoba mengidentifikasi potensi agrowisata dan mengapa kegiatan agrowisata itu tidak muncul serta seberapa besar potensi kolam dapat dijadikan sebagai tempat wisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix methods yaitu campuran penelitian kualitatif dan kuantatif. Namun, penelitian yang dominan adalah penelitian kualitatif yaitu menggunakan metode etnografi. Peneliti turun langsung ke Desa Koto Mesjid dan tinggal bersama penduduk di rumah keluarga induk semang selama dua bulan penuh terhitung dari tanggal 18 Agustus sampai 18 Oktober 2021. Data-data dikumpulkan menggunakan berbagai metode seperti observasi langsung ke petanipetani ikan yang sedang beraktivitas di kolam ikan, ke pusat pengolahan ikan, ke Usaha Pembibitan Rakyat (UPR), serta mengobservasi seluruh desa dengan mengelilingi seluruh kawasan desa. Data juga dikumpulkan melalui wawancara mendalam kepada berbagai informan seperti kepala desa, pemilik rumah tempat peneliti tinggal, petani ikan, pekerja harian, teknisi, pengusaha, hingga penduduk lokal. Sebagai data tambahan, peneliti juga melakukan teknik kuesioner yang akan diuji menggunakan skala likert-5 untuk mengetahui seberapa besar potensi agrowisata di Desa Koto Mesjid dengan melakukan survei kepada 20 pengunjung di empat lokasi objek wisata di Desa Koto Mesjid. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Desa Koto Mesjid memiliki akar yang kuat terhadap budaya kolam atau tobek. Kolam bukan hanya dipahami sebagai bagian dari mata pencaharian semata melainkan memiliki nilai historis berupa warisan pendahulu mereka, nilai prestis dimana setiap pemilik kolam dianggap orang terpandang, dan nilai domestikal yaitu kolam sudah bagian dari rumah penduduk di sana sehingga dikenal sebagai “Tiada rumah tanpa Kolam”. Selain melakukan deskripsi tentang budaya kolam di Desa Koto Mesjid. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kolam yang ada di Desa Koto Mesjid memiliki potensi yang besar untuk dijadikan objek wisata budidaya ikan atau agrowisata khususnya budidaya perikanan. Potensi tersebut terbagi menjadi dua jenis, yaitu (1) Potensi Agrowisata Berdasarkan Kegiatan Budidaya, (2) dan Potensi Agrowisata Berdasarkan Tempat Budidaya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah budaya kolam adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Desa Koto Mesjid serta memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai tempat wisata.