The Description About Memerre Cinta Lao in Pakpak Culture

Abstract

Memerre Cinta Lao is a desire that is not fulfilled or hindered by several factors when the mother was pregnant. According to the belief of the Pakpak community, unfulfilled desires can hinder dreams, fortune, mate or life difficulties in the adult’s future. Cinta Lao is a combination of two words, they are Cinta and Lao. Cinta means desire, intent, or ideals, while Lao means hindered. Thus, Cinta Lao is a desire that is blocked or a desire that is not fulfilled. This study aims to tell how the procedures for implementation and the symbolic meaning are contained in the Memerre Cinta Lao culture. There are four tools, that are oles (cloth/sarong), plate (pinggan), white mat (blagen), and kembal. Two ingredients are used, there are jurung fish and rice. In writing this paper, the writer used a descriptive qualitative method by read some books, website, and also conducted interviews with source person who knows about Pakpak culture. The results of the study explain the procedures for carrying out and the symbolic meaning of the Memerre Cinta Lao tradition. Hopefully, the results of this study can be useful for any research related to the implementation procedures and symbolic meanings contained in the Memerre Cinta Lao tradition.

Memerre Cinta Lao merupakan keinginan yang tidak terpenuhi atau terhalang oleh beberapa faktor saat sang ibu hamil. Menurut kepercayaan masyarakat Pakpak, keinginan yang tidak terpenuhi dapat menghambat impian, rejeki, jodoh atau kesulitan hidup di masa depan saat dewasa. Cinta Lao merupakan gabungan dari dua kata yaitu Cinta dan Lao. Cinta berarti keinginan, niat, atau cita-cita, sedangkan Lao berarti terhalang. Dengan demikian, Cinta Lao adalah keinginan yang terhalang atau keinginan yang tidak terpenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk menceritakan bagaimana tata cara pelaksanaan dan makna simbolik yang terkandung dalam budaya Memerre Cinta Lao. Ada empat alat yaitu oles (kain/sarung), piring (pinggan), tikar putih (blagen), dan kembal . Dua bahan yang digunakan, yaitu ikan jurung dan nasi. Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan membaca beberapa buku, website, serta melakukan wawancara dengan narasumber yang mengetahui tentang budaya Pakpak. Hasil penelitian menjelaskan tata cara pelaksanaan dan makna simbolik tradisi Memerre Cinta Lao. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi setiap penelitian yang berkaitan dengan tata cara pelaksanaan dan makna simbolik yang terkandung dalam tradisi Memerre Cinta Lao.