Interaksi Sosial Antara Penganut Agama Kristen dan Saksi Yehuwa di Kelurahan Bah Kapul Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar

Abstract

Indonesia is a country that has a diversity of religions where there are five major religions recognized by the state such as Islam, Christianity, Catholicism, Hinduism, and Buddhism. Each religion adherents to live side by side and guaranteed by the state freely to actualize their beliefs in everyday life. One of the social interactions in religious life is between mainstream Christians and Jehovah's Witnesses, which the authors take as research where they have differences in teachings or doctrines so that mainstream Christians reject their presence. This study aims to reveal how the social interactions that occur between Christians and the Jehovah's Witness community in the Bah Kapul sub-district, Siantar Sitalasari District, Pematangsiantar City where they have lived side by side for decades and see what factors encourage social interaction between them and lead a harmonious life. The type of research used is a descriptive qualitative approach. Data collection techniques with in-depth interviews, observations, and documentation. To answer the problem, the researcher uses dramaturgical theory which is expected to explain the social interactions carried out. The results of the study concluded that there were role plays on the front stage and backstage. On the front stage, they show mutual respect and respect for the beliefs of others. In their daily lives, when they carry out events such as wedding celebrations or funerals, they attend each other, but when the religious sphere becomes the backstage where they each carry out according to their beliefs. On the front stage, even though they respect other religions, basically they also practice their beliefs as shown by the attitude of Jehovah's Witnesses when attending events. Differences in beliefs do not become a barrier for them in social interactions that cause estrangement they become close because of the principle of life that they share in common, namely assuming that neighbors are their closest family where they help each other when they need each other and do not see of their religious background.

Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman agama dimana terdapat lima agama besar yang diakui oleh negara seperti Islam, Kristen , Katolik, Hindu, dan Budha. Masing-masing pemeluk agama hidup berdampingan dan dijamin oleh negara secara bebas untuk mengaktualisasikan keyakinan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu interaksi sosial dalam kehidupan beragama adalah antara umat Kristen arus utama dengan Saksi Yehuwa yang penulis ambil sebagai penelitian yang dimana mereka memiliki perbedaan dalam ajaran atau doktrin sehingga umat Kristen arus utama menolak kahadiran mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana interaksi sosial yang terjadi antara umat Kristen dengan komunitas Saksi Yehuwa di daerah kelurahan Bah Kapul Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar yang mereka telah hidup berpuluh tahun berdampingan dan melihat faktor apa yang mendorong interaksi sosial diantara mereka dan menjalani kehidupan yang harmonis. Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam observasi dan dokumentasi. Untuk menjawab permasalahan peneliti menggunakan teori dramaturgi yang diharapkan dapat menjelaskan interaksi sosial yang dilakukan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa adanya permainan peran pada panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage). Pada panggung depan mereka menunjukkan sikap yang saling menghormati dan menghargai keyakinan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari mereka ketika melakukan acara seperti perayaan pernikahan atau pemakaman saling menghadiri namun ketika ranah keagamaan menjadi panggung belakang dimana mereka masing-masing menjalankan sesuai dengan keyakinannya. Pada panggung depan walau mereka menghormati agama lain namun pada dasarnya tetap menjalankan juga keyakinannya sebagaimana ditunjukkan oleh sikap umat Saksi Yehuwa ketika menghadiri acara umat Kristen yang masih menjalankan adat istiadat mereka tidak mengikutinya dan dari umat Kristen menghargai keyakinan mereka dan kehadiran mereka di dalam acaranya. Perbedaan dalam keyakinan tidak menjadi penghalang mereka dalam interaksi sosial yang menyebabkan kerenggangan malahan mereka menjadi dekat karena adanya prinsip hidup yang sama-sama mereka pegang yaitu menganggap bahwa tetangga merupakan keluarga mereka yang paling dekat dimana mereka saling tolong menolong ketika saling membutuhkan dan tidak melihat latar belakang agama mereka.