Analisis Musikal dan Tekstual Ende Tangiang Peleanpada Ibadah Minggu Gereja Hkbp Peanajagar di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara
View/ Open
Date
2022Author
Hutagalung, Hans Fernando
Advisor(s)
Rithaony, Rithaony
Tarigan, Perikuten
Metadata
Show full item recordAbstract
MUSICAL AND TEXTUAL ANALYSIS OF ENDE TANGIANG PELEAN AT
SUNDAY WORSHIP HKBP PEANAJAGAR CHURCH IN TARUTUNG
DISTRICT, NORTH TAPANULI REGENCY
It is called “Ende Tangiang Pelean”, which is an offering prayer song and specially
take and used by the HKBP church every Sunday. especially at the HKBP
Peanajagar church, which is located in Tarutung District. “Ende Tangiang Pelean”
is tittle of song from the Ende HKBP Book, and divided in three songs, the first
song is from the Ende HKBP Book chapter 204. “Ndang Tadingkonku Ho” verse 2,
then the worship leader prayed for our father, continued with the second song from
Buku Ende chapter 841. “Ai Ho Do Nampuna Harajahon” further worship leader
performed the tangiang pasu pasu (blessing prayer) and ended with the third song
from Buku Ende chapter 845 Amen. The three songs have their respective meanings
and histories that are connected to the worship of the HKBP church. This study
aims to determine the musical and textual analysis of "Ende Tangiang Pelean" of
the HKBP church and also to find out its history and connection, why is it only used
in the HKBP church.
The theory used in this study is the theory of analysis by Schoenberg, it known as
the analysis of Harmony. The author used Ferdinand de Saussure's semiotic theory
to analyze the textual meaning contained in the text of the three songs. The method
used in this research is qualitative method. In this method used to describes the
“Ende Tangiang Pelean” part of the worship.
The point of this research is a description of the "Ende Tangiang Pelean" section
of the results of the musical and textual analysis of the three songs. ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL ENDE TANGIANG PELEAN
PADA IBADAH MINGGU GEREJA HKBP PEANAJAGAR DI
KECAMATAN TARUTUNG KABUPATEN TAPANULI UTARA
Disebut sebagai “Ende Tangiang Pelean”, yang merupakan Lagu Doa
Persembahan yang dinyanyikan dan digunakan khusus oleh gereja HKBP setiap
hari minggunya terutama pada gereja HKBP Peanajagar yang berlokasi di
Kecamatan Tarutung. “Ende Tangiang Pelean” merupakan sebuah nyanyian dari
Buku Ende HKBP dan terdiri dari tiga lagu yaitu lagu pertama dari Buku Ende
HKBP No. 204 “Ndang Tadingkonku Ho” ayat 2, dan selanjutanya didoakan oleh
pemimpin kebaktian dengan doa bapa kami, kemudian di lanjutkan dengan lagu
kedua Buku Ende No 841. “Ai Ho Do Nampuna Harajahon”, kemudian pemimpin
kebaktian melakukan tangiang pasu pasu ( doa berkat ) dan diakhiri dengan lagu
ketiga dari Buku Ende No. 845 Amen. Ketiga lagu tersebut memiliki makna dan
sejarah nya masing yang terhubung dengan ibadah gereja HKBP. Adapun penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui analisis musikal dan tekstual “Ende Tangiang
Pelean” gereja HKBP dan juga mengetahui sejarah dan kaitan nya kenapa hanya di
gunakan di gereja HKBP.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori analisis oleh Schoenberg
yaitu analisis Harmoni. Untuk menganalisis makna tekstual yang terkandung dalam
teks tiga nyanyian tersebut adalah teori semiotik oleh Ferdinand de Saussure.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Didalam
metode ini penulis mendeskripsikan bagian “Ende Tangiang Pelean” pada ibadah
tersebut.
Hasil yang diharapkan dari peneliltian ini adalah deskripsi bagian “Ende Tangiang
Pelean” dari hasil analisis musical dan tekstual dari ketiga lagu tersebut
Collections
- Undergraduate Theses [294]