Akulturasi Budaya Perkawinan Hindu Etnis Karo di Desa Lau Rakit Kecamatan Stm Hilir Kabupaten Deli Serdang.
View/ Open
Date
2022Author
Sinulingga, Feber Melenia
Advisor(s)
Bangun, Sabariah
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses tahapan perkawinan yang pernah terjadi di Desa Lau Rakit, bagaimana ritual yang dilakukan beserta dengan sarana-sarana yang digunakan, serta mampu memahami pemaknaan dari ritual tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat menggambarkan (deskripsi). Adapun teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data dengan melakukan, observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan perkawinan di Desa Lau Rakit masih sama dengan perkawinan pada masyarakat Karo pada umumnya, namun masyarakat Desa Lau Rakit khususnya yang menganut agama Hindu masih mempertahankan tradisi awal yaitu ngembah ku lau dan persadan tendi. Tradisi tersebut masih dijaga hingga saat ini karena pemaknaan yang tidak terlepas dari rasa hormat kepada leluhur. Penambahan tahap perkawinan terjadi pada prosesi keagamaannya, yaitu Mabyakala (upacara untuk membersihkan lahir dan batin, serta proses pengucapan janji). Tahapan ini merupakan budaya tahapan perkawinan yang dilakukan di daerah Bali. Penambahan tahapan tersebut dilakukan karena masyarakat Hindu Desa Lau Rakit sadar bahwa masih banyak kekurangan pengetahuan yang ada, sehingga kebudayaan tersebut diserap dan disesuaikan dengan kebudayaan masyarakat Karo selama itu tidak bertentangan dengan kebudayaan Karo itu sendiri. Perubahan yang tidak berpengaruh besar atas kedatangan masyarakat Bali ke Desa Lau Rakit khususnya pada tahapan perkawinan tersebut didasarkan pada filsafat yang diterapkan dalam kehidupan umat beragama Hindu, yaitu Desa Kalapatra. Yang bermakna adanya kelenturan dan penyesuaian diri yang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi yang ada. Sarana yang digunakan dalam proses perkawinan berupa: sumpit kampil (tas kecil khas Karo dengan anyaman daun bengkuang) yang di dalamnya terdapat perlengkapan sirih berupa gambir, belo, kapur, dan pinang, serta rokok; sumpit bahan dapur yang di dalamnya bawang merah, bawang putih, cabai, dan sebagainya; bunga; dedaunan; air suci berupa air kelapa muda; dan dupa. Setiap sarana yang digunakan dipersembahkan kepada Hyang Widhi Wasa dan leluhur sebagai ucapan syukur atas pemberianNya.
Collections
- Undergraduate Theses [896]