Adaptasi dan Perubahan Pola Belajar Mengajar dimasa New Normal (Studi Kasus: SMA Santo Petrus Sidikalang)

Abstract

The implementation of the New Normal is a new era in the midst of the presence of COVID-19, where through the implementation of the New Normal as regulated in the Decree of the Minister of Health Number HK.01.07/MENKES/328/2020, the public can carry out activities as usual by implementing health protocols. The application of the New Normal for schools, including St. Petrus Sidikalang High School, aims to catch up/minimize Indonesia's educational lagging during the Covid-19 era. In this study, the authors want to know how the pattern of changes in teaching and learning at St. Petrus Sidikalang High School during the New Normal and how the impact of changes in teaching and learning methods for students and teachers in the New Normal era. The method used in this research is descriptive with a qualitative approach. Data collection techniques by means of in-depth interviews, observation, documentation and websites. There were 10 informants in this study who were determined by using purposive sampling technique. Presentation or analysis of data refers to the theory of Takcot Parsons which sees society as a social system. The results of this study indicate that the teaching and learning process is carried out with limited face-to-face methods and online methods. The school reduced student meetings to 35 minutes for 1 lesson, divided classes into 2 groups, and implemented a shift system. This school made several adaptations to carry out learning in the New Normal. Although using different methods, school residents still feel the positive and negative impacts.

Penerapan New Normal menjadi era baru ditengah kehadiran covid-19, dimana melalui penerapan New Normal yang diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020, masyarakat dapat melakukan kegiatan seperti biasanya dengan menerapkan protokol kesehatan. Penerapan New Normal bagi sekolah termasuk SMA Santo Petrus Sidikalang ini bertujuan untuk mengejar/meminimalisir ketertinggalan pendidikan Indonesia dimasa covid-19. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana pola perubahan belajar mengajar SMA Santo Petrus Sidikalang dimasa New Normal serta bagaimana dampak perubahan metode belajar mengajar bagi siswa dan guru dimasa New Normal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam, observasi, dokumentasi dan website. Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penyajian atau analisis data mengacu pada teori Takcot Parsons yang melihat masyarakat sebagai sistem sosial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses belajar mengajar dilakukan dengan metode tatap muka terbatas serta metode online. Sekolah mengurangi pertemuan dengan siswa menjadi 35 menit untuk 1 les pelajaran, pembagian kelas menjadi 2 kelompok, dan melakukan sistem sift. Sekolah ini melakukan beberapa adaptasi untuk melakukan pembelajaran dimasa New Normal. Meski menggunakan metode yang berbeda, warga sekolah tetap merasakan dampak positif dan dampak negatif.