Sifat Pengindraan Film Nanosheet Ekstrak Antosianin Buah Bit Grafena/Pva Sebagai Kemosensor Diagnosa Dini Kanker Paru-Paru Melalui Hembusan Nafas

Abstract

Lung cancer is a malignant lung tumor characterized by uncontrolled cell growth in the lung tissue and spreads outside the lungs through the process of metastasis to other body tissues. In Indonesia, lung disease is a disease with the third highest incidence. after breast cancer and cervical cancer by 10.2%. Conventionally, lung cancer detection uses chest X-Ray (CXR) and Computed Tomography Scan (CT-Scan) based lung images, which have weaknesses, including expensive examinations, requiring high maintenance and energy costs and being operated by people with special skills. The thin nanosheet chemosensor that is fabricated has the characteristic that the anthocyanin [-OH] in beetroot is amphoteric so it is very reactive to acidic or basic pH to bind formaldehyde groups (H2CO) which is a biomarker that causes lung cancer with certain wavelengths by ion exchange. Graphene as a filler has an electrical conductivity of 12.02 S/m with a specific area of 1.44 and an electron mobility of 200,000 cm2/Vs which can form a hexagonal electron bridge to respond to H2CO faster which is the standard for H2CO on breath, which is 0.3-0.6 ppm (Len, 2019). While PVA as a matrix that can form covalent fibrils with a tensile strength of 7.5 GPa and a density of ±1.6 g/cm3 so that it is more biocompatible. The results obtained with variations in the concentration of formalin using various samples such as asthmatics, diabetes, smokers and normal patients, namely asthmatics with an average of 0.842 mV; diabetes 0.036 mV; smoker 0.028 mV and normal 5.326 mV.

Kanker paru-paru merupakan tumor paru-paru ganas yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali di jaringan paru-paru dan menyebar ke luar paru-paru melalui proses metastasis ke jaringan tubuh lainnya.. Di Indonesia penyakit kanker paru merupakan penyakit dengan insidens rate ketiga tertinggi setelah kanker payudara dan kanker serviks sebesar 10,2%. Secara konvensional deteksi dini penyakit kanker paru-paru menggunakan citra foto paru berbasis Chest X-Ray (CXR) maupun Computed Tomography Scan (CT-Scan) yang mana teknologi ini memiliki kelemahan diantaranya biaya sekali check up yang mahal, membutuhkan biaya perawatan dan energi yang besar serta dioperasikan oleh orang yang memiliki keahlian khusus. Kemosensor thin nanosheet yang difabrikasi memiliki karakteristik yaitu antosianin [-OH] pada buah bit bersifat amfoter sehingga sangat reaktif terhadap pH asam maupun basa untuk mengikat gugus formaldehida (H2CO) yang merupakan biomarker penyebab kanker paru dengan panjang gelombang tertentu secara ion exchange. Grafena sebagai filler memiliki konduktivitas listrik 12,02 S/m dengan luas spesifik 1.44 Å dan mobilitas elektron 200.000 cm2/Vs yang dapat membentuk jembatan elektron heksagonal untuk merespon H2CO lebih cepat yang mana standar H2CO pada nafas yaitu 0,3- 0,6 ppm (Luen, 2019). Sedangkan PVA sebagai matriks yang dapat membentuk ikatan kovalen fibril dengan kuat tarik 7,5 GPa dan densitas ±1,6 g/cm3 sehingga lebih biokompetibel. Hasil penelitian yang diperoleh dengan variasi konsentrasi formalin yang menggunakan berbagai sampel seperti penderita asma, diabetes, perokok dan normal yaitu penderita asma dengan rata-rata 0,842 mV ; diabetes 0, 036 mV ; perokok 0,028 mV dan normal 5,326 mV. Kata Kunci : Grafena, Kanker paru-paru, kemosensor thin nanosheet, PVA