Modal Sosial Masyarakat dalam Tradisi Gotong Royong Haroan Bolon (Studi Kasus Masyarakat Dusun Bornoh, Nagori Siporkas, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun)
View/ Open
Date
2022Author
Purba, Manuel Jebson
Advisor(s)
Simanihuruk, Muba
Metadata
Show full item recordAbstract
The Haroan Bolon tradition is a tradition that is owned by the Simalungun Ethnic
group in agriculture with a mutualism system, namely labor that is paid for with
labor. This research is about the hamlet of Bornoh, Simalungun Regency. At this
time, there is another system in agriculture, namely the marombou system, which
means that labor is paid in money. Through this research, researchers want to see
how the people of the Bornoh hamlet can maintain this tradition. The method used
in this study is a descriptive method with a qualitative approach. The technique of
collecting data by means of in-depth interviews, observation, and documentation.
The technique of making informants is a purposive sampling technique. The data
presented refers to the Social Capital Theory proposed by Robert Putnam, namely
aspects of norms, trust and networks. The result of this research is social capital
really helps the community to maintain the Haroan Bolon tradition. Social norms
will be a reference for the community to be able to join and carry out the tradition,
both from the quantity of workers, the implementation of activities, job rotation,
the funds collected in the tradition, to the meeting of participants in the Haroan
Bolon tradition and also in the traditional field. The trust component consists of
trust between fellow farmers, farmers with traditional administrators, farmers with
other communities, and trust in labor lending. The network component is still a
communal farmer consisting of other communities, farmers and people who join
the tradition, farmers and hamlet officials. The existence of elements of social
capital consisting of norms, networks, and trust will form a community solidarity
that will maintain the haroan bolon tradition in society. Tradisi haroan bolon adalah tradisi yang dimiliki oleh Etnis Simalungun yang
difokuskan pada bidang pertanian dengan sistem mutualisme yakni tenaga dibayar
dengan tenaga. Penelitian ini difokuskan pada dusun Bornoh, Kabupaten
Simalungun. Pada saat ini pula, terdapat sistem lain dalam bidang pertanian yakni
sistem marombou yang artinya tenaga dibayar dengan uang. Melalui penelitian
ini, peneliti ingin melihat bagaimana masyarakat dusun Bornoh dapat
mempertahankan tradisi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data
adalah menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik
penentuan informan adalah teknik purposive sampling. Data disajikan mengacu
pada Teori Modal Sosial yang dikemukakan oleh Robert Putnam yakni aspek
norma, kepercayaan dan jaringan. Hasil dari penelitian ini adalah modal sosial
sangat membantu masyarakat untuk mempertahankan tradisi haroan bolon
tersebut. Norma sosial akan menjadi acuan bagi masyarakat untuk dapat
bergabung dan menjalankan tradisi tersebut baik dari kuantitas pekerja,
pelaksanaan kegiatan, rotasi perputaran pekerjaan, dana yang dikumpulkan dalam
tradisi tersebut, sampai pada rapat peserta tradisi haroan bolon dan bidang adat
pula. Komponen kepercayaan terdiri dari kepercayaan antar sesama petani, petani
dengan pengurus tradisi, petani dengan masyarakat lain, dan kepercayaan terhadap
peminjaman tenaga kerja. Komponen jaringan yakni masih bersifat komunal yang
terdiri atas petani dengan masyarakat lain, petani dengan masyarakat yang
bergabung dalam tradisi, petani dengan perangkat dusun. Adanya unsur modal
sosial yang terdiri atas norma, jaringan, dan kepercayaan maka akan membentuk
suatu solidaritas masyarakat yang akan mempertahankan tradisi haroan bolon
tersebut dalam masyarakat.
Collections
- Undergraduate Theses [1027]
