Tradisi Melapau: Kebertahanan Tradisi Minangkabau di Kota Medan
View/ Open
Date
2018Author
Tampubolon, Nurbadariah
Advisor(s)
Badaruddin
Ermansyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Orang Minangkabau tidak terlepas dengan konsep merantau dan melapau.
Merantau merupakan suatu tuntutan budaya bagi laki-laki Minangkabau dengan
pergi meninggalkan kampung halamannya. Melapau merupakan kebiasaan atau
tradisi bagi laki-laki Minangkabau untuk mereflesikan diri, setelah melakukan
aktivitas seharian akan hilang. Di lapau para lelaki Minangkabau dapat bercanda
gurau, melakukan permainan, berbincang-bincang dan saling berdebat, dengan
membahas permasalahan yang sedang marak dalam kehidupan keseharian ataupun
dalam bernegara. Tradisi melapau tidak saja dilakukan di kampung halaman.
Tradisi melapau juga terwujud di daerah rantau. Untuk itulah penelitian ini
dilakukan.
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan eksistensi melapau yang dilakukan
oleh orang Minangkabau di Kota Medan, khususnya daerah Bromo, Kotamatsum,
Sukaramai, dan Denai. Metode penelitian ini mengunakan observasi partisipatif
dan wawancara mendalam pada informan. Metode ini di simpulkan secara
interpretatif, dimana dapat disimpulkan dan ditafsir dalam masa peneliti untuk
mengembangan hasil dalam penelitian tersebut.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melapau merupakan suatu
tradisi yang tetap terwujud di kampung halaman maupun di daerah rantau. Hal ini
menunjukan suatu proses reproduksi kebudayaan orang Minangkabau di daerah
rantau. Berbagai gagasan, aktivitas, maupun kebiasaan lainnya yang ada di
kampung halaman kembali diwujudkan oleh para perantau dan laki-laki
Minangkabau yang lahir di Kota Medan dalam konteks yang berbeda. Melapau
menjadi suatu habitus bagi para perantau Minangkabau. Oleh karena itu, para
perantau menghadirkan kembali tradisi melapau dan gagasan-gagasan maupun
aktivitas yang terlibat di dalamnya. Lapau merupakan suatu arena dalam
memenuhi habitus melapau.
Collections
- Master Theses [65]