Dilema Dating Violence Menurut Pengalaman Perempuan
Abstract
Penelitian ini dari persepsi perempuan yang berjudul Dilema Korban Dating violence. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja yang menjadi hambatan seseorang untuk keluar dari sebuah hubungan kekerasan yang mengkaji faktor-faktor budaya yang menyebabkan terjadinya Dating violence dan faktor internal dan eksternal penyebabnya pada remaja usia akhir.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik pengambilan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik observasi atau teknik pengamatan secara langsung dan wawancara mendalam kepada informan yang terlibat Dating violence dengan menggunakan interview guide. Observasi dan wawancara yang dilakukan antara peneliti dan informannya dilakukan untuk mendapatkan data primer penelitian. Sedangkan, data-data sekunder yang mendukung penelitian ini didapatkan melalui dokumentasi berupa foto-foto, rekaman suara, serta studi literatur.
Hasil penelitian mengenai dilema korban Dating violence ini terbagi menjadi dua, yaitu adanya faktor internal-eksternal dan juga faktor sosial budaya yang menjadi sebab terjadinya Dating violence dan membuat korban terjebak dalam sebuah dilema konflik yang tidak berkesudahan. Seperti, budaya patriarki, korban takut akan kehilangan pasangannya, ketergantungan akan satu sama lain, remaja mengalami krisis identitas, dan toxic people. Adanya faktor internal-eksternal serta faktor sosial budaya ini dihasilkan dari pola asuh orang tua, lingkungan tempat tinggal, lingkungan pendidikan, dan pergaulan yang membentuk suatu perspektif dikalangan remaja tentang hubungan berpacaran tersebut. Patriarki dan maskulinitas juga masih menjadi penyebab atas dasar-dasar perampasan kebebasan perempuan dan menyebabkan perempuan tereksploitas baik secara fisik maupun psikis. Tetapi perempuan juga mempunyai nilai-nilai folklore yang berkembang di kalangan masyarakat yang mengatur dan memberikan batasan pada mereka untuk tidak bertindak diluar nilai-nilai. Selain itu korban juga belum siap menerima keberadaan diri mereka sendiri tetapi sudah mencoba untuk mengenali individu lain dengan menjalani sebuah hubungan berpacaran menyebabkan banyak emosi yang belum dapat disalurkan dengan benar berubah menjadi suatu tindakan kekerasan. Dan banyak perempuan menjadi sasaran emosi tersebut.
Collections
- Undergraduate Theses [939]