Potensi Sampah tempat Pemrosesan Akhir Terjun Kota Medan sebagai Bahan Baku Refuse Derived Fuel

Abstract

The increase in population is one of the factors that affect the environmental balance. The rapid increase in the population of the city is directly proportional to the increase in various economic and social activities of the community. The result is an increase in the use of goods or materials. The amount of use of goods or materials used daily has an impact on the amount or volume of waste produced. The amount of waste produced results in the amount of waste piled up in the TPA. An increase in the discharge of waste entering the TPA if no processing is carried out will lead to the emergence of heaps of waste and the need for landfill land to accommodate the waste is higher. Piles of garbage in the TPA or TPS indirectly cause air pollution, change environmental conditions to become abnormal, produce toxic gases and can be a source of disease. One of the promising solutions to solve the physical (thermal) waste problem is to convert waste into fuel, which is RDF (Refused Derived Fuel). The purpose of this study is to identify the characteristics of waste that can be used as raw material for RDF, analyze the potential of TPA Terjun waste to be used as raw material for RDF, and analyze the characteristics of the resulting RDF briquettes. The method used is testing the water content, ash and calorific value. The test is carried out on inorganic combustible waste. The average water content of waste for each zone, namely zones A, B, C and C' is 12.875%, 25.9%, 38.35% and 32.925%. The average ash content of waste is 0.8%, 0.625%, 1.575% and 1.125%. The average calorific value of waste is 36.58 MJ/Kg, 32.9 MJ/Kg, 12.13 MJ/Kg, and 22.61 MJ/Kg. Furthermore, the waste is made into briquettes with the addition of adhesive and tested. The average water content of RDF briquettes for each briquette A, B, C and C' is 7.375%, 12.525%, 17.1% and 15.8%. The average ash content of RDF briquettes is 1.35%, 0.86%, 1.99%, and 1.78%. The average heating value of RDF briquettes are 37.5 MJ/Kg, 35.66 MJ/Kg, 20.41 MJ/Kg and 29.04 MJ/Kg. Based on the analysis carried out, inorganic combustible fraction waste in TPA Falls can be categorized as having potential as raw material for RDF because it is in accordance with the standards that have been applied and can also be used as a substitute or mixture of coal for industries that carry out the combustion process.

Peningkatan jumlah penduduk adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kesetimbangan lingkungan. Pesatnya peningkatan jumlah penduduk kota berbanding lurus dengan peningkatan berbagai aktifitas ekonomi dan sosial masyarakat. Akibatnya adalah peningkatan jumlah pemakaian barang atau material. Jumlah pemakaian barang atau material yang digunakan sehari-hari berakibat pada jumlah atau volume sampah yang dihasilkan. Jumlah sampah yang dihasilkan berakibat pada jumlah timbunan sampah pada TPA. Peningkatan debit sampah yang masuk ke TPA apabila tidak dilakukan pengolahan akan menyebabkan munculnya timbunan-timbunan sampah dan kebutuhan akan lahan TPA untuk menampung sampah tersebut semakin tinggi. Tumpukan sampah di TPA atau TPS secara tidak langsung menyebabkan pencemaran udara, mengubah keadaan lingkungan menjadi tidak normal, menghasilkan gas-gas beracun dan dapat menjadi sumber penyakit. Salah satu solusi yang menjanjikan untuk menyelesaikan masalah sampah secara fisik (termal) adalah dengan mengubah sampah menjadi bahan bakar adalah RDF (Refuse Derived Fuel). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik sampah yang dapat dijadikan bahan baku RDF, menganalisa potensi sampah TPA Terjun untuk dijadikan bahan baku RDF, dan menganalisa karakteristik briket RDF yang dihasilkan. Metode yang digunakan yaitu pengujian kadar air, abu dan nilai kalor. Pengujian dilakukan pada sampah combustible (mudah terbakar) anorganik. Kadar air rata-rata sampah untuk setiap zona yaitu zona A, B, C dan C’ yaitu 12,875%, 25,9%, 38,35% dan 32,925%. Kadar abu rata rata sampah yaitu 0,8%, 0,625%, 1,575% dan 1,125%. Nilai kalor rata rata sampah yaitu 36,58 MJ/Kg, 32,9 MJ/Kg, 12,13 MJ/Kg, dan 22,61 MJ/Kg. Selanjutnya sampah dijadikan briket dengan penambahan perekat dan dilakukan pengujian. Kadar air rata-rata briket RDF untuk setiap briket A, B, C dan C’ yaitu 7,375%, 12,525%, 17,1% dan 15,8%. Kadar abu rata-rata briket RDF yaitu 1,35%, 0,86%, 1,99%, dan 1,78%. Nilai kalor rata rata briket RDF yaitu 37,5 MJ/Kg, 35,66 MJ/Kg, 20,41 MJ/Kg dan 29,04 MJ/Kg. Berdasarkan analisa yang dilakukan, sampah jenis combustible fraction anorganik di TPA Terjun dapat dikategorikan memiliki potensi sebagai bahan baku RDF karena telah sesuai dengan standar yang telah diterapkan dan juga dapat dijadikan sebagai pengganti atau campuran batubara untuk industri yang melakukan proses pembakaran.