dc.description.abstract | Prospek komoditas kentang diramalkan akan cerah, baik untuk didalam maupun luar negeri. Di dalam negeri rata-rata penduduk lndonesia melakukan konsumsi kentang sebesar 2,46 kg per kapita pada tahun 1990, angka tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan pada awal Pelita II dan III masing-masing sebesar 1,17 dan 11,42 kg per kapita. Di Sumatera Utara kabupaten penghasil kentang yang terbesar adalah kabupaten Karo, dimana untuk tahun 1997 produksinya sebesar 139.559 kuintal atau 55,28 persen, kemudian kabupaten Simalungun dengan produksinya sebesar 99.621 kuintal atau 39,46 persen dari total produksi. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Propinsi Sumatera Utara kabupaten Karo diharapkan menjadi sentra produksi tanaman pangan dan hortikultura khususnya sayur-sayuran dan buah-buahan. Sehingga peranan pertanian di kabupaten karo terhadap perekonomian wilayah pada tahun 1997 menyumbang 64,03% dl seklor pertanian dengan sub sektor Tanaman Bahan Makanan dimana termasuk tanaman kentang menyumbang 51,37%. Konsumsi kentang akan meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan . Hal ini merupakan kesempatan yang baik untuk meningkatkan produksi kentang. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh faktor produksi terhadap hasil produksi usahatani kentang, bagaimana pengaruh hasil produksi usahatani kentang terhadap PDRB sektor Pertanian dan bagaimana perbedaan antara faktor-faktor produksi antara petani yang mempunyai lahan luas dan lahan sempit. Berdasarkan masalah penelitian yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor produksi terhadap hasil produksi usahatani kentang, untuk mengetahui pengaruh hasil produksi usahatani kentang terhadap PDRB sektor Pertanian dan untuk mengetahui perbedaan antara faktor-faktor produksi antara petani yang mempunyai lahan luas dan lahan sempit. Model analisis yang digunakan adalah model Cobb-Douglass, regresi berganda dan uji beda rata-rata atau uji-t. Dari hasil perhitungan yang diperoleh bahwa untuk petani yang mempunyai Iahan luas faktor-faktor produksi yang signifikan adalah luas lahan, tenaga kerja, pupuk organik dan pestisida. Untuk lahan sempit faktor-faktor produksi yang signifikan adalah bibit dan pupuk organik. Pengaruh hasil produksi usahatani kentang terhadap PDRB dari hasil penelitian perhitungan diperoleh bila pertambahan satu tahun maka PDRB akan meningkat sebesar Rp 19.179.122. Dan uji beda rata-rata terhadap petani lahan luas dan lahan sempit disimpulkan bahwa terdapat perbedaan faktor-faktor produksi antara petani lahan luas dan lahan sempit. Beberapa alternatif kebijakan yang dapat dikemukakan dalam rangka pengembangan usahatani kentang di daerah penelitian yaitu: (1) untuk mencapai produksi yang optimal diharapkan petani mengurangi penggunaan input tenaga kerja, bibit, pupuk organik, pupuk anorganik dan pestisida hingga batas yang dianjurkan sehingga terjadi penghematan biaya produksi dan produksi dapat ditingkatkan, (2) kegiatan penyuluhan perlu diarahkan pada perbaikan alokasi penggunaan input faktor yang optimal dan pemasaran kentang melalui pendekatan sistem agribisnis sehingga petani mampu mengelola usahatani secara efisien dan efektif dan (3) untuk penggunaan input tenaga kerja, bibit, pupuk organik atau anorganik yang over dosis, pengurangan subsidi untuk input tersebut akan efektif untuk menguangi pemakaiannya, tetapi tidak efektif untuk input pestisida. | en_US |