Peningkatan Kadar Laktat Darah sebagai Resiko Mortalitas pada Pasien Pasca Operasi Coronary Artery Bypass Grafting (CABG)

Abstract

Coronary heart disease is non-communicable diseases are the leading cause of death globally in the amount of thirty-nine percent (39%). In the treatment of coronary heart disease that required CABG cardiac surgery However, hyperlactatemia after cardiac surgery associated with morbidity and mortality During cardiac surgery with cardiopulmonary bypass (CPB) in adult patients, the prevalence of hyperlactatemia nearly 10% to 20% and is associated with postoperative morbidity and mortality The purpose of this study was largely to determine blood lactate levels as a risk factor for mortality in CABG patients.

Methods This study is a descriptive analytic cross sectional design. Samples were obtained by 8 cases. Data were collected through medical records and the results of lactate levels in the blood. H Adam Malik Hospital in Medan during the period February 2014 to July 2014 data was then analyzed using ANOVA. Results

Of the 8 cases of coronary heart disease who performed CABG, the value of

lactate levels 1 hour post-operatively was 5.06 1.27 and lactate levels 6 hours

after surgery was 8.08 ± 2.54. ANOVA test results obtained by the difference in

blood lactate levels 1 and 6 hours after surgery (p=0.0001).

Conclusion

There is a significant difference between the blood lactate 1 hour and 6 hours after

CABG surgery in H. Adam Malik Hospital Medan.

Latar belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyakit tidak menular yang menjadi penyebab utama kematian secara global yaitu sebesar tiga puluh sembilan persen (39%). Pada penanganan penyakit jantung koroner diperlukan operasi jantung yaitu CABG. Namun, setelah operasi jantung hiperlaktatemia berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Selama operasi jantung dengan cardiopulmonary bypass (CPB) pada pasien dewasa, prevalensi hiperlaktatemia hampir 10% sampai 20% dan berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas pasca operasi. Tujuan dari penelitian ini adaal1 untuk mengetalmi kadar laktat darah sebagai factor resiko mortalitas pada pasien CABG. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sampel yang diperoleh sebanyak 8 kasus. Data dikunlpulkan melalui data rekam medis dan hasil pemeriksaan kadar laktat di dalam darah. di RSUP H. Adam Malik Medan selama kurun waktu Februari 2014 sampai Juli 2014. Data kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan Anova. Hasil Penelitian Dari 8 kasus penyakit jantung koroner yang dilakukan CABG, nilai kadar laktat 1 jam pasca operatif adalah 5,06 ± 1,27 dan kadar laktat 6 jam pasca operasi adalah 8,08 ± 2,54. Hasil uji ANOVA diperoleh adanya perbedaan kadar laktat darah 1 dan 6 jam pasca operasi (p=0,0001 ). Kesimpulan Terdapat perbedaan yang bermakna antara lakat darah 1 jam dan 6 jam pasca operasi CABG di RSUP H. Adam Malik Medan.