Show simple item record

dc.contributor.advisorSimanjuntak, S.B.
dc.contributor.advisorTobing, H.M.L.
dc.contributor.advisorSembiring, Sobat
dc.contributor.authorSupriana, Tavi
dc.date.accessioned2022-11-02T06:53:43Z
dc.date.available2022-11-02T06:53:43Z
dc.date.issued1995
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/52651
dc.description.abstractStruktur Output menunjukkan bahwa sektor agroindustri memberikan kontribusi yang terbesar terhadap total output wilayah sebesar 50,50 persen diikuti dengan kelapa sawit sebesar 30,41 persen, sektor perdagangan 9,82 persen dan karet sebesar 4,42 persen. Sektor yang paling kecil kontribusinya terhadaap total output adalah padi sebesar 0,05 persen dan koperasi sebesar 0,04 persen. Walaupun demikian pada struktur nilai tambah sektor agroindustri hanya menduduki peringkat kedua sebesar Rp. 224,922,945di bawah kelapa sawit sebesar Rp. 255,696,685 juta. Arah investasi yang dilakukan masyarakat adalah sektor kelapa sawit sebesar 48 persen dari total investasi wi1ayah senilai Rp. 30.215,224 juta. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah berdasarkan perkiraan kebutuhan kelapa sawit sebagai bahan mentah produksi minyak sawit yang terus meningkat. Tingkat spesialisasi masyarakat dibidang pertanian khususnya perkebunan kelapa sawit dan karet cukup tinggi yang hasilnya seluruhnya merupakan bahan baku bagi sektor agroindustri dan output agroindustri digunakan sebagai bahan ekspor. Ini tergambar pada struktur permintaan akhir, ekspor menempati urutan teratas senilai Rp. 570.056,580 juta yang merupakan 89 persen dari total permintaan akhir. Terdapat surplus pendapatan yang cukup besar karena konsumsi rumah tangga hanya Rp. 3.556,463 juta atau 0,5 persen dari jumlah gaji atau upah sebesar Rp. 664.888,932 juta. Hal ini terjadi karena besarnya upah yang terbawa keluar wilayah akibat input tenaga kerja yang sebagian besar berada dari luar wilayah. Sektor kelapa sawit dan karet efektif dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah disamping sektor industri. Ini tergambar dari nilai pengganda pendapatan kelapa sawit sebesar 1,9200, karet 1,4316. Sedangkan sektor agroindustri menempati peringkat dengan pengganda pendapatan sebesar 2,3102. Sektor kelapa sawit dan karet tidak hanya efektif mendistribusikan pendapatan kepada petani kelapa sawit dan karet sendiri tetapi juga efektif untuk mendistribusikan pendapatan ke sektor lain. Hal ini terlihat dari efek induksi kelapa sawit sebesar 3,5124 dan karet sebesar 0,5465. Artinya setiap perubahan pendapatan pada sektor kelapa sawit sebesar Rp. 1 akan menyebabkan perubahan pendapatan di sektor lain sebesar Rp. 3,5124 dan Rp. 0,5465 untuk sektor karet. Sementara agroindustri efek induksinya lebih besar dari sektor kelapa sawit dan karet sebesar 22,8102. Artinya setiap perubahan pendapatan sebesar Rp.1 pada sektor agroindustri menyebabkan peningkatan pada sektor lain sebesar Rp.22,8102.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPertanianen_US
dc.subjectAgroindustrien_US
dc.subjectPengembangan Wilayah Pedesaanen_US
dc.titleKeterkaitan Sektor Pertanian, Agro Industri dan Sektor Ekonomi Lain dalam Pengembangan Wilayah Pedesaan (Studi Kasus : Kecamatan Kota Pinang, Kabupaten Labuhan Batu)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM923103004
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI95103#Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan
dc.description.pages136 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record