Pengelompokan Kabupaten/Kota sebagai Dasar Penentuan Kebijakan dalam Pengentasan Kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara (Berdasarkan Kinerja Ekonomi dan Karakteristik Rumah Tangga Miskin)

Abstract

This research aims to determine the regencies/cities in North Sumatra Province based on economic performance and characteristics o.f poor households. The specific objectives of this research was to determine the relationship between the dimensionsof the economic performance and dimensional of the characteristics of poor households, to know the dominant factor as the determining basis of poverty reduction policies, and to determine the groups of regencies/cities based on the determining dominant factors of poverty reduction policies. The data used are secondary data for each regencies/cities in North Sumatra Province, as many as 21 regencies and 7 cities that published by BPS The analytical method used are Canonical Correlation Analysis, Principal Component Analysis, Factor Analysis, and Cluster Analysis. The results showed that the dimensions of the economic performance and dimensions of the characteristics of poor households can be used to determine the grouping of regencies/citiesin North Sumatra Province. Factors of poverty in the regencies/cities in North Sumatra Province is dominated by participation of schools, the number of workers in agriculture, and health services. Meanwhile, the economic performance factors to consider in the fight against poverty are economic growth, GDP per capita, investment, and local revenue. Regencies/cities in North Sumatra Province can be classified into four groups. Group I consisted of 15 members. Group 2 consisted of 11 members. Group 3 and Group 4 each consisted of I member. Regencies/citiesin group I had a relatively high factor scores for Factor I. Group I represents a regency/city with the HDI is not too high, the number of workers in the agricultural sector are considerable, and the facility houses (floor area, water facilities, and latrine facilities) are inadequate. Regencies/citiesin group 2 had a relatively high factor scores for Factor 3. Group 2 represents the regency/city areas with a high enough income, school enrollment and health services are relatively low. Regencies/citiesin group 3 had a relatively high factor scores for Factor 2. Group 3 describes the regency/city with a GDP per capita is quite high and relatively good investment. Regencies/cities in group 4 had a relatively high factor scores for Factor 2 and Factor 4. Group 4 represents regencies/cities with a GDP per capita is quite high, a relatively good investment and high economic growth.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelompok kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara berdasarkan kinerja ekonomi dan karakteristik rumah tangga miskin. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dimensi kinerja ekonomi dan dimensi karakteristik rumah tangga miskin, mengetahui faktor dominan sebagai dasar penentu kebijakan pengentasan kemiskinan, dan menentukan kelompok kabupaten/kota berdasarkan faktor dominan penentu kebijakan pengentasan kemiskinan. Data yang digunakan merupakan data sekunder masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 21 kabupaten dan 7 kota tahun 2009 yang dikeluarkan oleh BPS. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Korelasi Kanonik, Analisis Komponen Utama dan Analisis Faktor, serta Analisis Gerombol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kinerja ekonomi dan dimensi karakteristik rumah tangga miskin dapat digunakan untuk menentukan pengelompokan kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Faktor-faktor kemiskinan di kabupaten/kota pada Provinsi Sumatera Utara didominasi oleh partisipasi sekolah, jumlah pekerja di sektor pertanian, dan pelayanan kesehatan. Sedangkan, faktorfaktor kinerja ekonomi yang perlu diperhatikan dalam upaya pengentasan kemiskinan, yaitu pertumbuhan ekonomi, PDRB perkapita, investasi, dan pendapatan daerah. Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok. Kelompok 1 terdiri dari 15 anggota. Kelompok 2 mencakup 11 anggota. Kelompok 3 dan Kelompok 4 masing-masing terdiri dari 1 anggota. Kabupaten/kota pada kelompok 1 mempunyai skor faktor yang relatif tinggi untuk Faktor 1. Kelompok 1 menggambarkan kabupaten/kota dengan IPM yang tidak terlalu tinggi, jumlah pekerja di sektor pertanian yang cukup banyak, dan fasilitas rumah (luas lantai, fasilitas air bersih, dan fasilitas jamban) yang kurang memadai. Kabupaten/kota pada kelompok 2 mempunyai skor faktor yang relatif tinggi untuk Faktor 3. Kelompok 2 menggambarkan kabupaten/kota dengan pendapatan daerah yang cukup tinggi, partisipasi sekolah dan pelayanan kesehatan yang relatif rendah. Kabupaten/kota pada kelompok 3 mempunyai skor faktor yang relatif tinggi untuk Faktor 2. Kelompok 3 menggambarkan kabupaten/kota dengan PDRB per kapita yang cukup tinggi dan investasi relatif baik. Kabupaten/kota pada kelompok 4 mempunyai skor faktor yang relatif tinggi untuk Faktor 2 dan Faktor 4. Kelompok 4 menggambarkan kabupaten/kota dengan PDRB per kapita yang cukup tinggi, investasi relatif baik dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.