dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang Sejarah Terusan Tano Ponggol sebagai pemisah daratan Samosir dengan daratan Sumatera yang menjadikan Samosir menjadi sebuah Pulau tahun 1906. Adapun yang menjadi persoalan didalam skripsi ini adalah latarbelakang pengerukan Terusan Tano Ponggol, Menjelaskan perkembangan Terusan Tano Ponggol (1906-1982), mengetahui kontribusi Terusan Tano Ponggol terhadap masyarakat Samosir. Kajian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode Sejarah melalui heuristik, kritik, interprestasi dan historiografi.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Terusan Tano Ponggol pada dasarnya merupakan sebuah Situs bersejarah peninggalan Belanda yang diprakarsai oleh seorang Controleur bernama Louis CoperusWelsink tahun 1906 dan masih digunakan hingga saat ini. Terusan Tano Ponggol dikeruk oleh Belanda yang bertujuan untuk mempermudah perjalanan pelayaran militer dan ekonomi Belanda di Samosir. Sejak 1909 Terusan Tano Ponggol sudah digunakan oleh Belanda dan masyarakat Samosir sebelah Selatan dan Utara untuk mempersingkat perjalanan pelayaran kedaerah lain. Seiring dengan perkembangannya hingga tahun 1982. Seiring dengan perkembangan zaman, Terusan dan Jembatan Tano Ponggol terus mengalami perubahan hingga tahun 1982. Perkembangan ini sangat berpengaruh terhadap Samosir dibidang infrastruktur dan ekonomi. Tanpa adanya Terusan Tano Ponggol, maka tidak akan ada kata “Pulau Samosir” melainkan hanya Samosir. | en_US |