Studi Perairan Belawan dengan Geographic Information System
View/ Open
Date
2010Author
Nuzanah, Wiwin
Advisor(s)
Mulia, Ahmad Perwira
Syahrizal
Metadata
Show full item recordAbstract
Geographic Information System (GIS) is a tool that can be used as a modeling tool in
the field of Civil Engineering, particularly for inftastucture planning which requires a
geographical basis and spatial analysis. The purpose of this research is to make GIS in
Belawan Port Waters. This shrdy uses GIS technology to perform some relevant
analysis.
The analysis includes the manufacu.re of a number of thematic maps, analysis of
shoreline and sea level rise, environmenlal zoning and the composite index, analysis of
dredging material disposal site determination and the deterrnination of the location of
offshore mooring.
Types of data used existing data from previous research. As research conducted
by IPC. Belawan Port Aerial Photographs of the IPC and Bahimetri Map of Dinas
Hidro-oceanography. GlS-making process begins with registration batrimetri aerial
photographs and maps. Next step is digitizing, creating layers and fuisert tabular data.
Tools used was Maplnfo. Results of spatial analysis of this system are several tlematic
maps of the depth of thematic maps, thematic maps current velocity, thematic map
content Copper (Cu), thematic maps Suspended solids concentration (TSS), a thematic
map of the composite index. Analysis of shoreline displacement (erosion) for 22 years ie
from 1983 to 2005 the average was 7.84 m. And obtained the value of sea lwel rise of
0.00784 m / yr or 7.84 mm / yr. According to the criteria of shoreline erosion (Litbang
PU Pengairan, 1993) Belawan Port Waters region experiencing erosion in the most
severe stage. Dredging material disposal sites can be removed at a depth greater than or
equal to 19.24 m at a distanc€ of aquatic minimum of 2092.2 m from the location of
dredging in this case the navigation channel. With four parameters: depth, current
velocity, grade Copper (Cu), and levels of Suspended Solid (TSS) in tle waters ofPort
of Belawan,, obtained an average value of the composite index of 46.84. According to
the classification criteria of environmental damage assumption in this study, these
values are in medium condition. Location of mooring off shore at a tlepth of 13.7 m with
a value of 68.85 which means the Environmental Index are in good environmental
conditions, with flow velocity 0.3 m / sec and the distance from the navigation channel
approximately 700 m.
GIS technologr is very useful in the planning of infiashucture, for the character
of spatial analysis. This study demonstrates the ability of GIS in helping to analyze the
waters of Port of Belawan. Hopefirlly in the future of GIS can be better understood by
decision makets as a tool for infrastructure plarming. Geographic Information System (GIS) adalah suatu alat bantu yang dapat
dimanfaatkan sebagai alal pemodelan di bidang Teknik Sipil khususnya untuk
perencanium infrastruknr yang memerlukan basis geografis dan analisis spasial. Tujuan
dari penelitian ini adalah membuat GIS di Perairan Pelabuhan Belawan. Studi ini
menggunakan teknologi GIS untuk melakukan beberapa analisis yang relevan.
Analisis tersebut meliputi pembuatan sejumlah peta tematik, analisis garis
pantai dan kenaikan muka air laut, zonasi lingkungan dan indeks komposit, analisis
penentuan lokasi pembuangan material keruk dan penentuan lokasi offshore mooring.
Jenis data yang digunakan a.lalah data yaleg ada dari penelitian terdahulu. Seperti
penelitian yang dilakukan oleh Pelindo. Foto Udara Pelabuhan Belawan dari Pelindo
dan Peta Batrimetri dari Dinas Hidro-oceanografi. Proses pembuatan GIS ini dimulai
dengan registrasi foto udara dan peta batuimetri. Selanjutnya dilalokan dijitasi,
pembuatan layer-layer dan memasukkan data tabular. Tools yang digunakan adalah
Maplnfo. Hasil analisis spasial dari sistem ini adalah beberapa peta tematik yaitu peta
tematik kedalaman, peta tematik kecepatan arus, peta tematik kadar Tembaga (Cu), peta
tematik kadar Padatan Tenuspensi (TSS), peta tematik indeks komposit. Analisis
pergeseftur garis pantai (abrasi) selama 22 tahtn yaitu dari tahm 1983 sampai uhun
2005 rda-rala adalah 7,84 m. Dan diperoleh nilai kenaikan muka air laut sebesar
0,00784 m/thn atau 7,84 mm/th. Menurut kriteria erosi garis pantai (Litbang PU
Pengairan, 1993) kawasan Perairan Pelabuhan Belawan mengalami erosi dalam tahap
yang amat berat. Iokasi pembuangan material keruk dapat dibuang di kedalaman lebih
besar atau sama dengan 19,24 m pada perairan yang berjarak minimum 2092,2 m dai
lokasi pengerukan dalam hal ini alur pelayman. Dengan empat parameter yaitu
kedalaman, kecepatan arus, kadar Tembaga (Cu), dan kadar Padatan Tersuspensi (TSS)
di Perairan Pelabuhan Belawan, didapat nilai tatz,-ruta indeks komposit yaitu 46,84.
Menurut klasifikasi asumsi kriteria kerusakan lingkungan dalam penelitian ini, nilai
tersebut berada dalam kondisi sedang. Lokxi ofl shore mooring berada di kedalaman
13,7 m dengan nilai Indeks Lingkungan 68,85 yang berarti berada dalam kondisi
lingkungan yang baik, dengan kecepatan arus 0,3 m/dtk dan jarak dari alur pelayaran
lebih kurang 700 m.
Teknologi GIS sangat berrrranfaat dalam perencanaan infrastruktur, rmtuk
analisis yang bersifat keruangan. Studi ini menunjukkan kemampuan GIS dalam
membantu untuk meng-analisis Perairan Pelabuhan Belawan. Semoga dimasa datang
GIS bisa lebih dipahami oleh para pengambil keputusan sebagai alat untuk perencanaan
infrastruktur.
Collections
- Master Theses [237]