dc.description.abstract | Judul skripsi ini adalah mengenai analisis kontrastif penggunaan dan pembentukan antara joshi bahasa Jepang dengan partikel yang ada pada bahasa Batak Toba. Topik tentang partikel ini penulis pilih mengingat karena masih minimnya skripsi terdahulu yang membahas tentang hal yang serupa. Topik mengenai partikel merupakan bahasan yang cukup sulit untuk dikuasai, sebab partikel merupakan jenis kelas kata yang tidak memiliki makna leksikal. Dia baru akan dapat diartikan setelah dimasukkan dalam sebuah kalimat. Penulis sebagai mahasiswa yang memepelajari bahasa Jepang sekaligus tumbuh dan berkembang di lingkungan suku Batak menemukan sesuatu hal yang menarik dari kedua bahasa tersebut. Misalnya, didalam bahasa Jepang terdapat partikel ba, na dan ni. Partikel tersebut juga ada dalam bahasa Batak Toba, tetapi dengan penggunaan dan pembentukannya yang sangat berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, rumusan masalah yang penulis hadirkan pun adalah tentang bagaimana perbedaan serta persamaan penggunaan dan pembentukan partikel bahasa Jepang dengan bahasa Batak Toba.
Dengan menggunakan teori analisis kontrastif penulis mencoba untuk mencari persamaan dan perbedaan antara bahasa Jepang dengan bahasa Batak Toba. Analisis kontrastif digunakan dengan cara membandingkan dua bahasa sehingga perbedaan dan persamaannya dapat terlihat. Dengan menggunakan teori sintaksis, penulis mencoba menjelaskan bagaimana partikel di dalam kedua bahasa tersebut digunakan serta bagaimana hubungan partikel tersebut dengan kata yang lainnya di dalam suatu kalimat. Dan dengan menggunakan teori morfologi, penulis menjelasakan bagaimana suatu partikel di dalam bahasa Jepang maupun bahasa Batak Toba dapat terbentuk. Dengan menggunakan ketiga teori tersebut, penulis kemudian menjawab rumusan masalah ada. Singkatnya, di dalam bahasa Jepang terdapat banyak partikel dengan berbagai macam kegunaan dan pembentukannya.
Berdasarkan fungsinya, partikel dalam bahasa Jepang dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu: kakujoshi, setsuzokujoshi, fukujohsi dan shuujoshi. Kakujoshi diletakkan setelah nomina untuk menunjukkan hubungannya antara nomina tersebut dengan kata lainnya, contoh: ga, no, ni, o, ka dan de. Setsuzokujoshi diletakkan setelah yougen untuk melanjutkan kata-kata yang ada sebelumnya terhadap kata-kata yang ada pada bagian berikutnya, contoh: ba, node, ga dan tara. Fukujoshi dipakai setelah berbagai macam kata dan berkaitan erat dengan bagian kata berikutnya, contoh: wa, mo dan kurai. Shuujoshi diletakkan pada bagian akhir kalimat, untuk memperkuat ungkapan, contohnya: yo, ne, wa, na, no dan ka.
Di dalam bahasa Batak Toba tidak terdapat pembagian yang jelas seperti pada bahasa Jepang. Partikelnya sebahagian besar digunakan untuk memepertegas dan menekankan kata yang ditandainya. Adapun partikel bahasa Batak Toba pada skripsi ini, yaitu: do, ma, pe, na, ba, ni, da dan ai. Dari partikel yang disebutkan di atas, kita dapat melihat bahwa pada bahasa Jepang maupun pada bahasa Batak Toba sama-sama mempunyai partikel ba, na dan ni.Namun dengan kegunaan yang sangat berbeda. Pada bahasa Jepang, joshi ba selain digunakan untuk menunjukkan kalimat pengandaian, juga untuk memperkenalkan suatu klausa. Joshi na digunakan untuk memperkuat suatu ekspresi dari perasaan. Sedangkan Joshi ni selain digunakan untuk menunjukkan tempat dan waktu, juga digunakan sebagai pengantar sebuah verba pasif, dan untuk menunjukkan gerak kearah suatu tempat, dll.
Sedangkan pada bahasa Batak Toba, partikel ba digunakan untuk menyatakan keheranan sesuatu hal, untuk menarik perhatian lawan bicara, dan untuk mengakrabkan hubungan antara penyapa dan pesapa. Patikel na selain digunakan untuk memperkuat kata yang ditandainya juga untuk membentuk kata majemuk. Sedangkan partikel ni dalam bahasa Batak Toba Partikel ni digunakan untuk menyatakan hubungn posesif ataupun hubungan kepemilikan.
Berdasarkan pembentukannya, semuajoshi pada bahasa Jepang maupun patikel bahasa Batak Toba merupakan morfem terikat. Akan tetapi, meskipun dalam jumlah kecil, di dalam bahasa Jepang juga terdapat joshiyang berperan sebagai sufiks pada yougen-nya, misalnya joshi ba dan tara. Kemudian ada juga joshi yang bergabung dengan joshi yang lainnya, sehingga membentuk partikel majemuk, contohnya joshi node. Dan di dalam bahasa Jepang juga terdapat joshi yang mempunyai alomof, contohnya yaitu joshi kurai dengan alomof berupa gurai. | en_US |