• Login
    View Item 
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Department of Japanese Literature
    • Diploma Papers
    • View Item
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Department of Japanese Literature
    • Diploma Papers
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Shogun di Jepang

    Nihon No Shogun

    View/Open
    Fulltext (1016.Kb)
    Date
    2018
    Author
    Poreman, Ucok
    Advisor(s)
    Alimansyar
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Dipimpin oleh Minamoto no Yoritomo (anak ketiga dari Yoshitomo) dan didukung mertuanya dari klan Hojo, klan Minamoto mulai menggalang kekuatan untuk melawan klan Taira pimpinan Taira no Munenori (anak kedua Kiyomori). Dimulailah perang Genpei antara klan Minamoto dan klan Taira. Yoritomo sendiri dibantu dua adiknya sebagai jenderal dalam banyak pertempuran yaitu Minamoto no Noriyori dan Minamoto no Yoshitsune. Dengan terhapusnya garis keturunan Minomoto membuka kesempatan bagi kaisar Gotoba dalam usaha pengembalian kekuasaan kaisar dalam pemerintahan. Kesempatan yang terbuka di manfaatkan oleh Kaisar Gotoba untuk memberikan perintah kepada propinsi untuk menggulingkan Yoshitoki. Oda Nobunaga menaklukkan daimyo-daimyo pesaingnya dengan memakai teknologi Eropa dan senjata api. Nobunaga hampir berhasil menyatukan Jepang sebelum tewas terbunuh dalam Peristiwa Honnōji 1582. Toyotomi Hideyoshi menggantikan Nobunaga, dan mencatatkan dirinya sebagai pemersatu Jepang pada tahun 1590. Pada zaman Nobunaga dan Hideyoshi para Daimyo baru dan pedagang-pedagang kaya mulai menciptakan kebudayaan yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari dan terbuka. Dengan perkembangan arsitektur istana, timbul menghias pintu-pintu geser dan dinding-dinding rumah dengan lukisan dekoratif yang berwarna warni. System penentuan kedudukan social seseorang dengan cara mengolongkan dalam salah satu dari empat kelas, yaitu samurai,petani,dan buruh atau pedagang yang di terapkan secara ketat. Hubungan feodal antara tuan dan hamba yang di pegang oleh para samurai dan di perluas di setiap kelas. Ikatan ketat yang serupa mengikat tuan tanah dan penghuni dikalangan para petani, mengikat murid kepada para karyawan ahli dikalangan pertukangan dan mengikat pegawai kepada kepala usaha di antara para pedagang. Pelanggaran ikatan ini di larang keras karena di anggap melanggar tata susunan masyarakat. Pada umumnya rezim baru itu menekankan pentingnya kaisar memerintah bangsa.Maka setelah wafatnya kaisar Komei pada tahun 1866, anak laki-lakinya yang baru berumur empat belas tahun yaitu Mutsuhito menggantikannya.Semua pengumuman resmi pemerintah baru dibuat atas namanya. Pada bulan Oktober 1868 Kaisar mengumumkan bahwa masa tahun-tahun pemerintahannya adalah ”Meiji” (pemerintahan yang cerah). Dengan demikian maka restorasi kerajaan tahun 1867 – 1868 dikenal dengan nama Restorasi Meiji, dan tahun-tahun antara 1868 – 1912 disebut era Meiji, karena Mutsuhito wafat tahun 1912.
    URI
    http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5401
    Collections
    • Diploma Papers [164]

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)
    Universitas Sumatera Utara | Perpustakaan | Resource Guide | Katalog Perpustakaan
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of USU-IRCommunities & CollectionsBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit DateThis CollectionBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit Date

    My Account

    LoginRegister

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)
    Universitas Sumatera Utara | Perpustakaan | Resource Guide | Katalog Perpustakaan
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV