• Login
    View Item 
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Department of Japanese Literature
    • Diploma Papers
    • View Item
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Department of Japanese Literature
    • Diploma Papers
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    “Koto” Alat Musik Tradisional Jepang

    View/Open
    Fulltext (2.206Mb)
    Date
    2017
    Author
    Utami, Indri Sri
    Advisor(s)
    Hasibuan, Adriana
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Untuk melestarikan budaya lama, ada baiknya kita mengetahu budaya itu sendiri. Khususnya di Jepang, negera yang terkenal kaya akan budaya. Salah satu budaya itu adalah alat musik tradisional yaitu Koto. Koto adalah alat musik petik yang mirip dengan kecapi di Indonesia. Masuk ke Jepang pada abat ke -7. Koto terkenal sebagai alat musik istana atau yang disebut dengan gagaku. Kemudian pada abad ke-17, Yatsuhashi Kengyo memperkennalkan koto pada masyarakat. Dengan menggunakan nada yang sendu dan menyentuh, aliran musik koto yang diciptakan Yatsuhashi Kengyo menjadi terkenal. Jenis koto muncul seiring berkembangnya teknik permainan koto. Sekolah Ikuta koto yang pertama membuat inovasi baru. Menggabungkan permainan koto dengan shamisen. Aliran musik Ikuta koto ini lebih menonjolkan peran instrumennya dari pada vokal. Kemudian ada pula Yamada koto. Aliran musik ini menonjolkan vokal. Yamada koto mengambil teknik permainan shamisen untuk membuat inovasi baru. Bentuk koto hanya persegi panjang. Terbuat dari kayu kiri yang di lubangi dalamnya. Kira-kira panjangnya 6 kaki. Sisi kanan lebih tinggi dari sisi kiri. Namun orang Jepang mengibaratkan koto sebagai naga. Karena itu bagian-bagian badan koto dinamai dengan bagian-bagian tubuh naga juga. Permainan koto sekarang ini hanya sebatas formalitas. Biasa di mainkan pada festival, upacara adat atau dalam pertemuan khusus baik di bidang pemerintahan maupun umum. Biasaya untuk menyambut datangnya tamu terhormat dari negara lain juga. Dari karya tulis yang saya buat bisa diambil kesimpulan bahwa: koto adalah alat musik istana atau yang di sebut gagaku. orang yang pertama kali memperkenalkan musik koto pada masyarakat luas adalah Yatsuhashi Kengyo melalui sokyoku atau aliran musik yang bernada sendu pada abad ke-17. Permainan koto yang cendrung lembut membuat koto tampil lebih elegan jika dibandingkan dengan permainan alat musik tradisional yang lainnya. Koto diakui sebagai musik rakyat Jepang juga. Dari sejak zaman nara dan Heian hingga di zaman modern ini, koto masih kerap dimainkan dalam festival, upaara adat, atau pertemuan khusus.
    URI
    http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5404
    Collections
    • Diploma Papers [164]

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)
    Universitas Sumatera Utara | Perpustakaan | Resource Guide | Katalog Perpustakaan
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of USU-IRCommunities & CollectionsBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit DateThis CollectionBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit Date

    My Account

    LoginRegister

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)
    Universitas Sumatera Utara | Perpustakaan | Resource Guide | Katalog Perpustakaan
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV